Kisah Hilangnya Kapal Rohingya Bermuatan 200 Orang di Laut Andaman: Jeritan dan Isak Tangis Terdengar
SERAMBINEWS.COM - Jeritan dan isak tangis mereka terdengar dari sebuah kapal kayu yang mengangkut sekitar 200 orang etnis Rohingya.
Kapal berisi bayi dan anak-anak kecil, bersama para ibu dan ayah mereka menjerit meminta tolong untuk diselamatkan di tengah luasnya Laut Andaman.
Tak banyak yang bisa dilakukan setelah ‘penyelamatan’ datang dalam bentuk kapal kayu lain yang membawa pengungsi Rohingya.
Kapal ‘penyelamatan’ yang penuh sesak itu berhenti tepat di samping mereka.
Namun mereka yang berada di kapal tersebut kelebihan muatan dan mulai bocor.
Orang-orang yang berada di kapal lainnya berfikir bahwa jika melakukan penyelamatan, tentu kapal ini juga akan tenggelam dan semuanya akan meninggal.
Mereka ingin membantu, tapi mereka juga ingin hidup.
Baca juga: Ditolak Warga, 180 Rohingya Terkatung-katung, Kini Ditampung di Kantor Disdukcapil Pidie
Kisah tentang dua kapal yang mengalami kesulitan di laut Andaman – satu berhasil diselamatkan, yang lainnya hilang – diberitakan The Associated Press usai mewawancarai lima orang yang selamat dari tragedi kapal tenggalam tersebut.
Dikutip dari pemberitaan Sandiegouniontribune.com, Sabtu (23/12/2023), Muhammad Jubair dan keluarganya menumpangi sebuah kapal yang akan berlayar melintasi laut.
Kapal tersebut membawa 180 orang Rohingya menuju Indonesia.
Meski kelebihan muatan, namun mesin masih hidup.
Beberapa hari setelah perjalanan sejauh 1.800 kilometer (1.100 mil), para penumpang kapal Jubair melihat kapal lain terombang-ambing di tengah ombak.
Itu adalah kapal kerabatnya yang mengalami rusak mesin, air merembes masuk dan penumpang panik.
Mereka yang berada di kapal Jubair khawatir jika mereka terlalu dekat, orang-orang di kapal yang kesusahan itu akan melompat ke atas kapal mereka dan itu akan menenggelamkan mereka semua.