SERAMBINEWS.COM - Siap-siap, massa yang mengatasnamakan Gerakan Rakyat Aceh (Gerah) bakal demo di Balee Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh menolak pengungsi Rohingya pada Selasa (2/1/2024) pukul 9.00 WIB pagi mendatang.
Dalam sebaran yang beredar di media sosial, pihaknya menolak keberadaan imigran Rohingya karena Aceh masih dalam keadaan susah dan jadi daerah termiskin se-Sumatera.
Selain itu, pihaknya menganggap selama ini banyak yang menjual isu kemanusiaan tanpa mempertimbangkan perasaan masyarakat setempat.
"Menolak pemberian lahan atau tanah untuk posko penampungan Rohingya serta mendesak Pj Gubernur Aceh dan stakeholder agar menyelesaikan dan memindahkan imigran Rohingya dari Aceh," tulisnya dikutip, Minggu (31/12/2023).
Baca juga: YARA Siap Tampung Rohingya di Aceh, Safaruddin: Sapi Saja Malam Kita Jemput dari Hutan, Ini Manusia
Baca juga: Mahasiswa Lempari Pengungsi Rohingya, HMI Banda Aceh: Tidak Cerminkan Kaum Terpelajar
YARA: Rohingya Wajib Ditolong secara Kemanusiaan dan Ada Regulasinya
Sementara Ketua Yayasan Advokasi Rakyat Aceh (YARA), Safaruddin SH MH menyampaikan, masyarakat wajib menolong pengungsi Rohingya secara kemanusian dan semua itu ada regulasinya.
Aturan menolong pengungsi dijelaskannya, termuat berdasarkan Konvensi Pengungsi PBB tahun 1951 dan Peraturan Presiden Nomor 125 tahun 2016.
Bila imigran mendapat hak dari negara di mana yang bersangkutan berasal, maka pengungsi ini tidak demikian.
"Karena pengungsi ini seperti warga dunia. Dan yang memberikan hak mereka adalah UNHCR," jelas Safaruddin saat Rapat Koordinasi YARA se-Aceh yang dilaksanakan di Hotel Jeumpa Mannheim, Banda Aceh, Sabtu-Minggu (23-24/12/2023) lalu.
"Sehingga status Rohingya itu pengungsi, tidak bisa ditolak," tambahnya.
Baca juga: BEM USK dan Al Washliyah Tegaskan Tak Ikut-ikut Aksi Lempar Pengungsi Rohingya di Meuseuraya Aceh
Baca juga: Waspada! Hujan Lebat hingga Cuaca Ekstrem di Aceh dan Beberapa Daerah pada Malam Tahun Baru 2024
Kemudian ketika dihadapkan dengan berbagai persoalan antara pengungsi Rohingya dan warga lokal, menurutnya hal tersebut tentu ada sebab akibat yang mengikutinya.
Dia mencontohkan terkait para pengungsi tersebut yang kerap BAB sembarangan dan meresahkan warga setempat.
Hal ini karena memang tidak adanya toilet yang disediakan kepada pengungsi Rohingya saat mereka mendarat atau bermukim sementara di sebuah wilayah.