Hari Ini Mengenang 22 Tahun Wafat Panglima Prang Aceh Tgk Abdullah Syafi’i, Ini Wasiat Terakhirnya
SERAMBINEWS.COM – Hari ini, Senin (22/1/2024), dalam sejarah Aceh mengenang wafatnya Panglima Prang/Perang Aceh, Tgk Abdullah Syafii.
Ia merupakan sosok Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang kharismatik dan cukup disegani.
Meski disegani, Teungku Lah, begitu ia disapa adalah juga sosok yang ramah dan santun serta konsisten di garis perjuangan GAM.
Namun di balik sosoknya yang bersahaja dan dicintai rakyat, kisah perjuangan dan hidup Teungku Lah berakhir dengan tragis.
Ia gugur bersama istrinya Cut Fatimah dan dua pengawal setianya dalam pertempuran dengan pasukan TNI di hutan Jim-jim, Pidie Jaya, 22 Januari 2002.
Kepergiannya ditangisi rakyat Aceh dan GAM menyatakan berkabung selama 44 hari kala itu.
Pada Desember 2021, Wali Nanggroe Aceh, Tgk. Malik Mahmud al-Haytar, memberikan gelar kehormatan kepada Tgk Abdullah Syafii.
Wali Nanggroe memberikan Gelar Perkasa Alam.
Gelar ini merupakan gelar yang diberikan kepada panglima tertinggi angkatan bersenjata kerajaan.
Tgk Lah telah mengabdikan seluruh hidupnya, baik jiwa, harta dan keluarga demi perjuangan melawan ketidakadilan yang berlaku di bumi Aceh.
Lantas seperti apakah sosok Teungku Lah di masa hidupnya? Berikut Serambinews.com rangkus dari berbagai sumber.
1. Panglima Gerakan Aceh Merdeka
Teungku Abdullah Syafi’i, lebih dikenal dengan nama Teungku Lah lahir di Bireuen, Aceh, 12 Oktober 1947.
Ia syahid pada umur 54 tahun dalam sebuah pertempuran dengan TNI, dan merupakan tokoh pejuang GAM yang kharismatik dan disegani.