Laporan Firdha Ustin | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Puasa Syawal setelah puasa Ramadhan memiliki banyak keutamaan dan mendapat pahala seperti berpuasa setahun.
“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian dilanjutkan dengan enam hari dari Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun.” (HR Muslim).
Puasa enam hari di bulan Syawal hukumnya sunnah.
Namun, bagaimana dengan orang yang punya utang puasa Ramadhan?
Bolehkah niat puasa Syawal digabung dengan hutang puasa atau qadha puasa?
Awalnya, ulama kharismatik KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya mendapat sebuah pertanyaan dari seorang jamaah terkait bolehkah puasa Syawal niatnya digabung dengan puasa qadha.
"Assalamualaikum wr. wb. Buya saya mau bertanya tentang puasa. Bolehkah puasa sunnah Syawal niatnya digabung dengan puasa qadha?" demikian pertanyaan jamaah tersebut.
Perlu diketahui bahwa Puasa Syawal selama 6 hari adalah termasuk sunnah yang dikukuhkan.
Enam hari itu bisa secara berurutan dan juga boleh dipisah-pisah, yang penting puasa itu dilakukan di bulan Syawal.
Dikutip dari laman Al Bahjah, ada pun bagi seseorang yang pernah punya utang puasa seperti wanita haid, jika ingin mengqadha maka tidak diperkenankan menggabung antara niat qadha dengan niat puasa Syawal.
Akan tetapi jika ia melakukan puasa qadha dengan niat qadha bertepatan di hari Syawal, maka secara otomatis ia akan mendapatkan pahala puasa di bulan Syawal.
Jadi cara niatnya cukup niat puasa qadha saja dan disaat itu ia mendapatkan pahalanya puasa Syawal.
Maka diimbau bagi wanita atau siapa pun yang mempunyai utang puasa hendaknya diqadha di bulan Syawal agar mendapatkan pahalanya puasa Syawal sekaligus.
Tapi ingat niatnya tetap niat mengqadha saja.