SERAMBINEWS.COM -Setiap wanita pada waktunya pasti akan mengalami menopause.
Menopause adalah masa di mana wanita tidak lagi mengalami siklus menstruasi secara permanen.
Ini merupakan bagian normal dari proses penuaan sekaligus menandakan bahwa wanita yang sudah mengalaminya tidak bisa hamil lagi.
Menurut Cleveland Clinic, kebanyakan wanita biasanya akan mengalami menopause secara alami di awal usia 50-an.
Akan tetapi, ada kalanya seorang wanita mengalami menopause sebelum waktunya.
Menopause yang terjadi lebih awal sebelum waktunya ini dikenal dengan sebutan menopause dini atau menopause prematur.
Baca juga: 7 Langkah yang Bisa Dilakukan Untuk Mencegah Gejala Menopause Dini, Wanita Harus Simak!
Menopause dini biasanya tidak dapat dibalikkan.
Sementara usia kapan wanita mengalami menopause sebagian besar ditentukan oleh gen yang dimiliki.
Mengalami menopause dini tentu tidak menyenangkan, apalagi bagi yang ingin memiliki banyak anak.
Lantas adakah gejala atau tanda-tanda tertentu yang menunjukkan seorang wanita akan mengalami menopause dini?
Apakah ada langkah-langkah pencegahan yang bisa dilakukan untuk mencegahnya?
Untuk lebih mengenali soal menopause dini, simak artikel yang telah dirangkum Serambinews.com berikut ini.
Gejala menopause dini
Wanita yang mengalami menopause dini mungkin memiliki gejala atau masalah kesehatan yang mirip dengan menopause pada usia normal.
Baca juga: Perlu untuk Diketahui, Ini Gejala dan Tanda-Tanda Wanita Mengalami Menopause Dini
Dilansir dari laman Cleveland Clinic, mereka mulai mengalami siklus menstruasi atau haid yang tidak teratur sebelum berhenti total.
Namun sebelum menopause dini, wanita biasanya mengalami beberapa gejala khas, yaitu:
1. Badan tiba-tiba terasa hangat dan menyebar ke seluruh tubuh
2. Sering berkeringat, terutama di malam hari
3. Vagina kering dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks
4. Sering buang air kecil (kencing)
5. Sulit tidur (insomnia)
6. Jadi lebih sensitif, suasana hati gampang berubah, kerap cemas dan sedih
7. Kulit, mata hingga mulut jadi lebih kering
8. Payudara lebih lembek
9. Denyut jantung cepat
10. Sakit kepala
11. Sering nyeri di bagian sendi dan otot
12. Penurunan gairah seks
13. Sulit berkonsentrasi dan gampang lupa
14. Berat badan bertambah
15. Rambut rontok atau menipis.
Penyebab menopause dini
Dilansir dari Women'sHealth, menopause dini atau prematur dapat terjadi dengan sendirinya tanpa alasan yang jelas.
Baca juga: Awal Menstruasi Menentukan Kapan Waktu Menopause, Berikut Penjelasan Dokter Boyke
Tapi bisa juga terjadi karena operasi, obat-obatan, atau kondisi kesehatan tertentu.
Beberapa faktor yang mungkin menyebabkan seorang wanita mengalami menopause dini termasuk:
- Riwayat keluarga
Wanita dengan riwayat keluarga menopause dini atau prematur lebih mungkin untuk mengalami menopause dini atau prematur.
- Wanita perokok
Wanita yang merokok dapat mencapai menopause sebanyak dua tahun sebelum bukan perokok.
Mereka mungkin juga mendapatkan gejala menopause yang lebih parah.
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause dini atau prematur dan merokok meninggal sekitar dua tahun lebih awal daripada wanita yang tidak merokok.
- Kemoterapi atau perawatan radiasi panggul untuk kanker
Perawatan ini dapat merusak indung telur dan menyebabkan menstruasi berhenti selamanya atau hanya untuk sementara waktu.
Selain itu, wanita juga mungkin mengalami kesulitan hamil atau tidak bisa hamil lagi.
- Pembedahan untuk mengangkat ovarium
Operasi pengangkatan kedua indung telur atau disebut ooforektomi bilateral, dapat menyebabkan gejala menopause segera.
Menstruasi akan berhenti setelah operasi ini, dan kadar hormon akan turun dengan cepat.
Baca juga: Ini Gejala dan Tanda Jika Organ Intim Wanita Terkena Radang, Bisa Sebabkan Keputihan yang tak Biasa
Mereka juga mungkin memiliki gejala menopause yang kuat, seperti hot flashes (badan terasa hangat atau panas) dan hasrat seksual yang berkurang.
- Pembedahan untuk mengangkat rahim
Beberapa wanita yang menjalani prosedur pengangkatan rahim memang tidak lagi bisa mengalami haid dan hamil.
Namun, ini bukan berarti mereka akan langsung mengalami menopause.
Sebab, indung telurnya masih ada dan akan terus memproduksi hormon.
Akan tetapi, wanita yang menjalani prosedur pengangkatan rahim bisa saja mengalami menopause alami satu atau dua tahun lebih awal dari yang diperkirakan.
- Punya kondisi kesehatan tertentu
Kondisi kesehatan termasuk: penyakit autoimun, HIV dan AIDS, punya masalah dengan kromosom, dan sindrom kelelahan kronis.
Cara mencegah gejala menopause dini
Menopause dini biasanya tidak dapat dibalikkan.
Sementara usia kapan wanita mengalami menopause sebagian besar ditentukan oleh gen yang dimiliki.
Baca juga: 5 Tips Cegah Rambut Rontok Selama Menopause
Akan tetapi, ada beberapa pengobatan yang dapat membantu menunda atau mengurangi gejalanya.
Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan untuk menunda atau setidaknya membantu mengurangi gejala menopause seperti dilansir dari laman Women'sHealth.
1. Ketahui faktor risikonya
Ahli kesehatan wanita di Providence Saint John's Health Center, Santa Monica, Sherry Ross , MD, ob-gyn mengatakan, setiap wanita pasti mengalami masa menopause.
Tetapi kapan tepatnya transisi hormonal ini dimulai dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Ini termasuk faktor genetik, riwayat keluarga, kelainan kromosom seperti Sindrom Turner, menjadi sangat kurus atau gemuk, riwayat merokok yang panjang, kemoterapi atau terapi radiasi sebelumnya, juga karena kondisi medis seperti penyakit autoimun, dan epilepsi.
Beberapa di antara faktor risiko itu tidak dapat diubah.
Ross menyarankan, sebaiknya buat janji untuk berbicara dengan dokter tentang faktor risiko pribadi.
Sehingga, Anda bisa membuat rencana sebanyak mungkin untuk mengurangi gejala menopause.
2. Lakukan latihan
Berolahraga adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk membantu menunda perimenopause.
Ross mengatakan, aktivitas dapat membantu mengatur hormon dan mempertahankan kadar lemak tubuh yang normal.
Akan tetapi, perlu diingat untuk tidak melakukannya secara berlebihan.
"Ada hubungan antara olahraga yang sangat intens dan/atau lama dengan menopause dini," katanya.
"Olahraga berlebihan menciptakan ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan ovulasi tidak teratur dan kemungkinan penipisan hormon dini." tambah Ross.
Lalu bagaimana cara mengetahui jika Anda berolahraga secara berlebihan?
Caranya ialah dengan memperhatikan periode menstruasi.
Segera temui dokter jika menstruasi berhenti selama lebih dari satu atau dua bulan meski berat badan masih normal.
3. Berhenti merokok
Merokok adalah salah satu dari sedikit hal yang diketahui menyebabkan menopause dini, menurut American Society of Reproductive Medicine.
Bahan kimia dalam rokok, seperti nikotin, sianida, dan karbon monoksida dapat mempercepat tingkat kehilangan telur.
Sayangnya, begitu telur mati, mereka tidak dapat beregenerasi atau diganti.
Karena itu wanita perokok mengalami menopause satu sampai empat tahun lebih awal dibandingkan bukan perokok.
4. Hindari penggunaan barang yang mengandung racun lingkungan
Mungkinkah riasan, sabun mandi, botol air, dan makan siang dengan microwave memicu perubahan hormon yang serius?
Para ilmuwan memang masih meneliti hubungan tersebut.
Tetapi penelitian awal menunjukkan bahwa menopause dini mungkin sebagian dipicu atau diperburuk oleh bahan kimia di lingkungan yang disebut "pengganggu endokrin", kata Donnica L. Moore , MD, ob-gyn dan presiden Sapphire Women's Health Group.
Pengganggu endokrin mengganggu kemampuan tubuh untuk mengatur hormon dan sering ditemukan dalam plastik dan ptalat.
Ini biasa digunakan dalam kosmetik, barang-barang rumah tangga, dan bahkan wadah makanan.
Menurut Donnica, tidak ada salahnya meminimalkan paparan sebanyak mungkin terhadap bahan kimia ini.
Cara ini mungkin dapat membantu menjaga keseimbangan hormon.
5. Perhatikan minuman Anda
Alkohol kemungkinan tidak menyebabkan menopause dini dengan sendirinya.
Tetapi minum terlalu banyak mungkin dapat memicu gejala menopause dini bagi yang memiliki faktor risiko lain, kata Carolina Sueldo, MD, ob-gyn di IVF Florida Reproductive Associates.
Namun minuman keras bukan hanya satu-satunya hal yang perlu diperhatikan.
"Konsumsi alkohol berat dan konsumsi kafein berat semuanya telah dikaitkan dengan penurunan kesuburan," jelas Sueldo.
Sueldo menyarankan untuk mengelola minuman dengan tidak mengonsumsi lebih dari satu cangkir kopi per hari, dan dua minuman beralkohol per minggu.
6. Menjaga berat badan yang sehat
Estrogen disimpan dalam jaringan lemak.
Akan tetapi, kelebihan berat badan merupakan penyebab utama kelebihan estrogen pada wanita dewasa ini.
Ross mengatakan, terlalu banyak estrogen dapat menyebabkan kegagalan ovarium.
Sementara kekurangan berat badan dapat menipu tubuh.
Tubuh berpikir sedang kelaparan sehingga perlu mematikan semua sistem yang tidak penting, termasuk kesuburan wanita.
Semakin ekstrem seorang wanita berada di kedua ujung spektrum berat badan ini, maka semakin besar kemungkinan untuk memicu menopause dini.
Untungnya berat badan adalah salah satu faktor risiko yang sangat bisa dikendalikan.
Menjaga berat badan dalam kisaran normal adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk hormon Anda.
Berolahraga, makan makanan yang sehat, cukup tidur, dan mengelola tingkat stres Anda adalah kunci untuk mempertahankan berat badan yang sehat.
7. Pertimbangkan terapi hormon
Begitu kegagalan ovarium prematur telah dimulai, mungkin sulit untuk menghentikannya.
Tetapi ada satu senjata besar yang tersisa di gudang senjata medis, yaitu terapi penggantian hormon.
Tatiana V. Sanses, MD, asisten profesor kedokteran panggul wanita dan bedah rekonstruktif di University of Maryland School of Medicine menjelaskan, HRT biasanya tidak direkomendasikan sebagai solusi pertama karena kekhawatiran dengan kanker payudara, penyakit kardiovaskular, dan stroke.
Tapi ada banyak jenis HRT yang berbeda dan masih dianggap sebagai pengobatan standar emas untuk banyak masalah yang berhubungan dengan hormon, terutama menopause dini.
Konsultasikan dengan dokter tentang risiko yang dimiliki dan apakah ini pilihan yang baik untuk Anda atau sebaliknya.
Deteksi menopause dini
Dokter dapat mendeteksi menopause dini dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan tes.
Tes ini meliputi:
- Menanyakan riwayat keteraturan haid selama beberapa waktu terakhir
- Menanyakan ada tidaknya saudara, ibu, atau nenek yang mengalami menopause dini
- Menguji kadar hormon estrogen dan gonadotropin
- Memeriksa masalah kesehatan lain yang jadi penyebab menopause dini.
Wanita yang mengalami menopause dini lebih rentan terkena osteoporosis dan penyakit jantung.
Untuk meminimalkan efek menopause dini, wanita yang mengalami ciri-ciri masalah kesehatan ini biasanya dianjurkan menjalani terapi hormon sampai usia menopausenya ideal. (Serambinews.com/Yeni Hardika)