Citizen Reporter

Noryangjin, Pasar Hasil Laut yang Bersih dan Terintegrasi

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Prof. Dr. ISHAN HASAN, M.Si., Rektor Universitas Teuku Umar Meulaboh, melaporkan dari Seoul, Korea Selatan

Seoul telah menjadi surga belanja bagi para pelancong dan menikmati indahnya Korea. Sektor tourisme telah menyedot banyak uang ke Korsel. Itu artinya, banyak bangsa di dunia saat ini telah ikut dan terus akan memperkaya bangsa Korea. Akal budi mereka yang sehat dan waras, dikemas dalam kemodernan telah mampu mentransformasi Korea dari bangsa miskin hanya dalam rentang waktu 60 tahun telah menjadi bangsa yang kaya.

Perguruan tinggi mereka, khususnya Seoul National University (SNU) yang kami kunjungi, telah menjadi lentera dan pemasok tenaga kerja terdidik utama dengan disiplin tinggi bagi dunia industri dan dunia bisnis di Korea.

Anak-anak muda yang memiliki pengetahuan dan keahlian tinggi di berbagai bidang telah ikut memajukan Korea. Mereka memiliki karakter yang produktif, gesit, kreatif, dan inovatif telah menjadikan mereka  bangsa yang dihormati di dunia.

Kembali ke Noryangjin, pikiran saya terbawa ke Lampulo, Banda Aceh, pelabuhan samudra yang tidak kalah dengan produk hasil lautnya. Jika kita memiliki kewarasan akal tentu kita dapat meniru Korsel dalam mengelola aktivitas ekonomi yang serupa seperti di Noryangjin.

Hasil laut yang melimpah jika ada kemampuan untuk mengemasnya secara modern tentu tetesan kemakmuran akan bisa kita peroleh menjadi lebih besar. Hanya saja kreativitas, akal budi harus berpadu dengan kedisiplinan. Dengan memiliki nilai-nilai estetika yang kuat kita bisa mengubah kemiskinan yang kita derita menjadi lebih makmur dan modern dariapa yang kita capai saat ini.

Noryangjin hanya sekeping dari kewarasan akal dan kepantasan budi manusia Korea. Tentu banyak hal lain yang dapat ditiru untuk kemajuan kita. Saat saya meninggalkan Incheon Airport, pikiran saya seolah masih tertahan kuat di sana, padahal badan saya sudah meninggalkannya. Ingatan saya tentang Korea bukan karena keelokan Seoul dan kekaguman terhaadp drama Korea. Juga bukan karena eksotisme Busan dan kelincahan K-Pop, tetapi lebih kepada bagaimana cara akal sehat saya bisa lebih cepat merangkul, seraya menikmati kemajuan dan kemakmuran Korea untuk kita wujudkan di negeri kita. Tentu semuanya tidaklah persis sama.

Nilai-nilai kita dengan Korea memang jauh berbeda, tetapi kemakmuran dan warna-warni azelia yang tumbuh di Korea bisa kita nikmati bersama.       

Berita Terkini