Konflik Rusia vs Ukraina

Terkuak Kebusukan AS di Perang Ukraina vs Rusia, Ternyata untuk Jual Senjata dan Pencucian Uang

Penulis: Agus Ramadhan
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Volodymyr Zelensky sedang berbicara dengan prajurit selama kunjungannya ke wilayah Zaporizhzhia, di tengah invasi Rusia di Ukraina pada 4 Februari 2024

Rusia mengomentari sosok Kamala Harris yang digadang-gadang menjadi calon kuat pengganti Joe Biden dalam Pilpres AS 2024.

Kremlin pada Senin (22/7/2024) mengatakan, pihaknya telah menyaksikan retorika yang tidak bersahabat yang digunakan oleh Wakil Presiden AS tersebut terhadap Rusia.

Presiden Rusia Vladimir Putin sendiri sebelumnya mengatakan, Moskwa lebih memilih Biden daripada Donald Trump, dan menyebut calon dari Partai Demokrat itu “lebih mudah diprediksi”.

Ketika ditanya apa pendapat Kremlin mengenai Harris yang kini tampaknya akan menjadi kandidat Partai Demokrat, Juru Bicara Putin, Dmitry Peskov, tampak tidak terlalu menyambut baik.

"Ada beberapa pernyataan yang penuh dengan retorika yang tidak bersahabat terhadap negara kami," jelasnya, dikutip dari AFP.

Ia tidak merinci komentar Harris apa yang ia maksud.

Harris, seperti halnya Biden, bagaimanapun telah menjadi pendukung setia Ukraina sejak Rusia meluncurkan serangan militer berskala penuh pada Februari 2022.

Awal tahun ini, ia mengatakan, kematian pemimpin oposisi Alexei Navalny di sebuah penjara di Kutub Utara merupakan tanda lebih lanjut dari kebrutalan Putin.

Dia juga menyebut tindakan Rusia di Ukraina sebagai kekejaman, mengerikan, biadab, dan tidak berperikemanusiaan.

"Rusia tidak dapat menilai potensi pencalonan Harris dari sudut pandang hubungan bilateral kami, karena sejauh ini kami belum melihat kontribusinya terhadap hubungan bilateral kami," jelas Peskov.

(Serambinews.com/Agus Ramadhan)

Berita Terkini