Konflik Palestina vs Israel

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei Pimpin Doa Upacara Kematian Ismail Haniyeh di Teheran

Editor: Faisal Zamzami
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ayatollah Ali Khamenei Pemimpin Tertinggi Iran memimpin doa pemakaman untuk Kepala Biro Politik gerakan perlawanan Hamas Palestina, Ismail Haniyeh yang dibunuh oleh Israel di Teheran.

Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, akan memimpin doa untuk Haniyeh, kata media pemerintah. Haniyeh nantinya akan dimakamkan di Qatar.

Khamenei telah bersumpah untuk memberikan "hukuman keras" atas pembunuhan Haniyeh dan mengatakan bahwa merupakan "kewajiban" Iran untuk membalas dendam karena ia dibunuh di tanah Iran .

Israel belum mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, meskipun Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan Israel telah memberikan "pukulan telak" kepada proksi Iran selama beberapa hari terakhir.

Kematian Haniyeh terjadi beberapa jam setelah Israel menewaskan komandan utama Hizbullah Fuad Shukr dalam sebuah serangan di ibu kota Lebanon, Beirut, menyusul serangan di Dataran Tinggi Golan yang diduduki Israel. Israel menuduh Hizbullah melakukan serangan yang menewaskan belasan anak-anak.

Perkembangan terkini telah memicu kekhawatiran internasional akan konflik regional yang lebih luas.

Baca juga: Iran Siapkan Operasi Khusus Balas Dendam Pembunuhan Pemimpin Hamas Haniyeh

Profil Ismail Haniyeh

Ismail Haniyeh lahir di kamp pengungsi Gaza pada tahun 1962 dan bersekolah di sekolah Perserikatan Bangsa-Bangsa. Ia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987 di awal pemberontakan besar terhadap Israel yang dikenal sebagai Intifada pertama.

Haniyeh diangkat sebagai perdana menteri Otoritas Palestina oleh Presiden Mahmoud Abbas setelah Hamas memenangkan mayoritas kursi dalam pemilihan legislatif tahun 2006.

Namun, Abbas mencoba memecatnya ketika Hamas melancarkan gelombang kekerasan untuk mengusir partainya, Fatah, dari Jalur Gaza. Haniyeh menolak untuk mundur dan Hamas terus memerintah Jalur Gaza, sementara Fatah tetap bertanggung jawab atas wilayah Tepi Barat yang diduduki.

Haniyeh pindah ke Qatar untuk tinggal di pengasingan pada tahun 2016. Pada tahun 2017, ia terpilih sebagai kepala biro politik Hamas, menggantikan Khaled Mashaal.

Israel telah bersumpah untuk membunuhnya setelah serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap warga sipil Israel.

Kelompok militan Hamas ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, dan Jerman, antara lain.

Baca juga: Asosiasi DLKPT Aceh Gelar Webinar Hari Anak Nasional, Hadirkan 15 Narasumber, Ini yang Dibicarakan

Baca juga: 5 Fakta Pemilik Daycare Meita Irianty Aniaya 2 Balita di Depok, Korban Dibanting, Pelaku Hamil Muda

Baca juga: VIDEO Hizbullah Kibarkan Bendera Merah Usai Komandannya Gugur Diserang Israel

 

 

 

Berita Terkini