Berita Nasional

Menag Yaqut Sebut Orang yang Anti Keberagaman Kurang Mendalami Agama

Penulis: Khalidin
Editor: Muhammad Hadi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menag Yaqut saat berbicara dalam Dialog Kebangsaan dan Rapat Kerja Nasional Gekira Sabtu (3/8/2024) di Jakarta

Laporan Khalidin Umar Barat I Jakarta

SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa Indonesia menjadi negara yang aman dan damai karena dipenuhi dengan toleransi dalam menyikapi perbedaan dan keragaman. 

Sikap toleransi muncul karena pemahaman yang kuat dari masing-masing pemeluk agama atas keyakinannya masing-masing. 

Hal ini disampaikan Menag Yaqut usai berbicara dalam Dialog Kebangsaan dan Rapat Kerja Nasional Gekira di Jakarta, Sabtu (3/8/2024). 

Menurut Menag, orang yang memahami agama, akan semakin toleran terhadap perbedaan, termasuk dalam menyikapi masalah pendirian rumah ibadah. Sebab, keragamaan dan perbedaan itu adalah keniscayaan.

"Jadi orang yang ribut itu, orang-orang yang tidak mau ada orang yang berbeda itu, artinya dia kurang mendalami agama yang mereka yakini, bukan sebaliknya," ujar Gus Men, panggilan akrabnya.

Baca juga: Polisi Tangkap Pelaku Asusila di Aceh Barat, Akibat Hamili Anak Tiri Terancam Dicambuk 200 Kali

"Kalau orang masih ribut-ribut, ada orang bikin gereja ditolak, itu artinya belum belajar agama dengan baik. 

Kalau dia belajar agama dengan baik, pasti tidak akan menolak pendirian rumah ibadah agama apa pun," sambungnya.

Dikatakan Menag, Islam sebagai agama yang dianutnya juga mengajarkan sikap saling toleransi. 

Meski berbeda dalam keimanan, orang tetap bersaudara dalam kemanusiaan.

"Lalu apa yang bisa menjadikan alasan buat saudaranya untuk menentang saudara lain mendirikan rumah ibadah? Tidak ada," tegasnya.

Baca juga: Menteri Agama Yaqut Cholil dan Wakilnya Dilaporkan ke KPK, Diduga Korupsi Pengalihan Kuota Haji

Gus Men yakin, sikap toleransi diajarkan di semua agama, bukan hanya monopoli satu agama. 

Oleh karena itu, agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, Khonghucu, dan lainnya, dipastikan menjunjung tinggi toleransi.

"Mari kita jaga keragaman yang dimiliki Indonesia, kita saling bertoleransi, kita saling membantu apa pun latar belakang kita. 

Hanya untuk Indonesia, hanya untuk Indonesia," tandasnya. (*)

Baca juga: Haji Uma Minta OJK Aceh Segera Ambil Tindakan Terhadap BPRS Gayo, Nasabah Tak Bisa Tarik Uang

Berita Terkini