Berita Aceh Tamiang

Perambahan Hutan Menurun, Aceh Tamiang Masih Banjir, Asra Libatkan Multipihak Susun Lanskap

Penulis: Rahmad Wiguna
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra ketika membahas inisiatif cetak biru lanskap berkelanjutan bersama sejumlah pihak, kemarin.

“Masyarakat tidak melihat data-data. Mereka akan menilai lewat fakta yang ada. Boleh jadi perambahan hutan masih terjadi, sehingga kita terus saja mengalami bencana banjir,” sambungnya.

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang mengajak multipihak menyusun inisiatif cetak biru lanskap berkelanjutan, untuk menyelesaikan beragam persoalan pembangunan.

Keterlibatan multipihak ini sangat penting karena memnjadi masukan informas,  untuk menentukan arah pembangunan di masa mendatang.

“Kami serius melibatkan multipihak karena untuk membangun Aceh Tamiang ini harus secara bersama dan berkelanjutan. Kemarin sudah kami lakukan FGF dengan multipihak,” kata Pj Bupati Aceh Tamiang, Asra, Rabu (7/8/2024).

Salah satu persoalan yang harus segera dituntaskan merupakan banjir.

Merujuk data, banjir tahunan ini seharusnya tidak lagi terjadi karena kasus perambahan hutan sudah jauh menurun.

Tapi data ini tidak sesuai fakta, karena dalam beberapa tahun terakhir, Bumi Muda Sedia selalu dihantam banjir di kala musim hujan.

“Masyarakat tidak melihat data-data. Mereka akan menilai lewat fakta yang ada. Boleh jadi perambahan hutan masih terjadi, sehingga kita terus saja mengalami bencana banjir,” sambungnya.

Asra coba mengaitkan persoalan ini dengan progam perkembangan pembangunan komoditas lestari.

Meningkatnya jumlah luasan dan produksi sawit lestari diakuinya, telah memberikan peningkatan kesejahteraan bagi pekebun.

Baca juga: Pj Wali Kota Subulussalam Segera Proses Administrasi Penetapan Hutan Adat Kampong Singgersing

Namun kata Asra, peningkatan kesejahteraan pekebun tersebut semestinya juga memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.

“Jadi bukan hanya pekebun yang sejahtera, tapi bagaimana masyarakat sekitar kebun juga ikut merasakan kesejahteraan yang layak,” terangnya.

Asra berharap lanskap cetak biru berkelanjutan nantinya musti menjadi solusi permasalahan pembangunan secara terintegrasi dan komprehensif, sehingga mampu menyelesaikan seluruh persoalan.

“Persoalan dasar kita berkaitan dengan  kemiskinan, stunting, dan pengangguran. Ini yang akan kita tuntaskan bersama dengan multipihak,” ungkapnya. (*)

Baca juga: Warga Uteun Bunta Peusangan Bireuen Berharap Jembatan Ambruk Saat Banjir Segera Dibangun


 

 
 
 
 
 
 
 

BalasBalas ke semuaTeruskan 
Tambahkan reaksi

Berita Terkini