Pernyataan itu menyusul seruan bersama oleh Amerika Serikat, Mesir, dan Qatar agar perundingan dilanjutkan minggu depan dengan tujuan untuk segera mencapai kesepakatan.
"Sudah saatnya memberikan bantuan segera kepada warga Gaza yang telah lama menderita dan juga para sandera dan keluarga mereka yang telah lama menderita. Sudah saatnya untuk mengakhiri gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera dan tahanan," kata pernyataan yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, dan Emir Qatar Tamim bin Hamad Al Thani.
Pernyataan tersebut menyatakan bahwa setelah bekerja "tanpa lelah" selama berbulan-bulan, para mediator siap untuk menyampaikan proposal akhir kepada Israel dan Hamas, sementara rincian pelaksanaan perjanjian tersebut masih harus diselesaikan.
Tidak ada tanggapan langsung dari Hamas.
Pernyataan bersama dari AS, Mesir, dan Qatar tersebut disambut baik oleh Forum Sandera dan Keluarga Hilang, yang mengucapkan terima kasih kepada para pemimpin negara "atas komitmen mereka untuk membebaskan 115 sandera yang telah ditawan Hamas selama 308 hari," sebelum mengimbau pemerintah dan Netanyahu untuk menunjukkan kepemimpinan dan menyelesaikan kesepakatan untuk mengembalikan semua sandera.
Diperkirakan 111 dari 251 sandera yang diculik Hamas selama serangan teror 7 Oktober masih berada di Gaza, termasuk jenazah 39 orang yang dikonfirmasi tewas oleh IDF.
Hamas juga menahan dua warga sipil Israel yang memasuki Jalur Gaza pada tahun 2014 dan 2015, serta jenazah dua tentara IDF yang tewas pada tahun 2014.
Hamas membebaskan 105 warga sipil selama gencatan senjata selama seminggu pada akhir November, dan empat sandera dibebaskan sebelum itu.
Tujuh sandera telah diselamatkan oleh pasukan dalam keadaan hidup, dan jenazah 24 sandera juga telah ditemukan, termasuk tiga orang yang diculik dan dibunuh secara keliru oleh militer saat mereka mencoba melarikan diri dari para penculiknya.(*)