Oleh: Maulafi Alhamdi Stivani*)
SAAT ini wabah Monkeypox sedang menjadi topik yang semakin relevan dalam perbincangan di dunia kesehatan global. Penyakit yang disebabkan oleh virus monkeypox ini, penyakit ini banyak dilaporkan di negara-negara Afrika selatan dan Afrika Tengah.
Namun kini penyakit ini mulai disoroti di seluruh dunia setelah terdapat beberapa kasus dilaporkan di luar negara endemik tersebut, dengan adanya kondisi tersebut memicu kekhawatiran dari berbagai pihak akan potensi penyebaran yang lebih luas yang akan berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Menurut data dari World Health Organization (WHO) kasus yang terkonfirmasi dari tahun 2022 hingga tahun 2024 ada sebanyak 5.940 orang dan jumlah kasus yang terkonfirmasi di tahun 2024 ini ada sebanyak 3.562 orang.
Pada tanggal 14 Agustus 2024, berdasarkan Peraturan Kesehatan Internasional (2005), Direktur Jenderal WHO menyatakan bahwa peningkatan kasus monkeypox di Republik Demokratik Kongo dan penyebarannya ke negara-negara tetangga merupakan Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).
Penyebaran ini menimbulkan risiko kesehatan masyarakat bagi Negara Anggota lainnya dan memerlukan respons internasional yang terkoordinasi.
Baca juga: Wabah Monkeypox Sudah Masuk Indonesia, Ini Gejalanya yang Perlu Diwaspadai!
Monkeypox yang sebelumnya dikenal dengan cacar monyet, adalah penyakit zoonosis yang disebabkan oleh virus genus Orthopoxvirus pada famili Poxviridae, memiliki gejala yang mirip dengan penyakit cacar.
Gejala umum dari penyakit ini seperti ruam kulit yang dapat berlangsung 2-4 minggu disertai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, nyeri punggung, energi rendah, dan pembengkakan kelenjar getah bening.
Ruam pada penyakit ini sering muncul di bagian wajah lalu menyebar ke seluruh tubuh, hingga telapak tangan dan telapak kaki.
Meskipun tingkat kematian penyakit ini lebih rendah dibandingkan dengan cacar, penyakit ini bisa berakibat buruk, terutama pada pasien yang rentan seperti pasien dengan status kesehatan yang rendah, pasien dengan kondisi medis tertentu, anak-anak juga termasuk pasien rentan untuk penyakit ini.
Monkeypox sebenarnya merupakan penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 2-4 minggu. Namun terdapat juga faktor-faktor yang harus diwaspadai termasuk cara penularan virus ini.
Mpox dapat menyebar melalui kontak langsung dengan hewan maupun manusia yang terinfeksi, atau melalui benda yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Virus ini masuk ke dalam tubuh melalui kulit yang luka, saluran pernafasan, atau selaput lendir (mata, hidung, atau mulut).
Di negara-negara endemis, monkeypox¸mungkin bersirkulasi antara hewan mamalia, namun sesekali menyebar ke manusia, penularannya dapat terjadi melalui gigitan atau cakaran, konsumsi daging hewan liar ataupun melalui benda yang terkontaminasi.
Hal ini menunjukkan bahwa virus ini tidak hanya menyebar melalui hewan ke manusia tetapi juga antar manusia, yang membuat semakin menambah kompleksitas penanganannya.
Pola hidup manusia yang sekarang juga banyak berinteraksi dengan alam dan hewan, risiko penularan ini semakin meningkat.