Seorang ustaz yang menggunakan uang anak yatim untuk berdakwah, ibarat orang tersebut melakukan kebaikan tetapi ujung-ujungnya masuk neraka.
"Itulah masuk neraka lewat Makkah, masuk neraka jalur positif, jalur kebaikan masuk neraka kayaknya baik tapi neraka, hati-hati itu hak anak yatim," timpalnya.
Dalam hal ini, Buya Yahya membenarkan memang keberadaan anak yatim mengundang magnet rezeki yang sangat dahsyat.
Namun sayang, di era sekarang ini banyak orang memelihara anak yatim namun dia berkhianat dan pada akhirnya menyalahgunakan hak-hak mereka dan menjadikannya sebagai mesin pencari uang.
"Anak yatim dibawa ke sana kemari dikit-dikit, tapi anak yatimnya tetap makan kerupuk, ustaznya pakai paha ayam tiga," sambung Buya.
Maka, Buya Yahya mengingatkan kepada kita semua agar lebih berhati-hati dalam mengurusi anak yatim.
Pastikan siapapun anda yang ingin mengurus anak yatim adalah orang yang cukup rezekinya.
Apabila anda tidak cukup rezekinya, pastikan juga anda harus setara dengan mereka. Misalnya dalam segi makanan, jagan sampai makanan anda lebih enak daripada mereka dengan memanfaatkan hak-hak anak yatim tersebut.
"Kalau makannya itu ala kadarnya sesuai dengan yang dimakan anak yatim tidak boleh lebih, sebagian mengatakan bilmaruf di sini adalah kalau nanti sudah kaya di diganti lagi bukan seenaknya, anak yatim yang Melarat nyungsep eh ustaznya kaya raya, ini khianat di atas kezaliman, zalim kepada orang kaya saja sudah zalim apalagu zalim kepada fakir yang yatim Naudzubillah," pungkas Buya Yahya.
(Serambinews.com/Firdha Ustin)