Kupu Beungoh

Peluang Akselerasi Hilirisasi Cabai dalam Program Makan Bergizi Gratis

Editor: Firdha Ustin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Muhammad Indra Saputra, Ekonom Yunior Bank Indonesia Provinsi Aceh.

Oleh Muhammad Indra Saputra *)

Pada awal tahun ini pemerintah secara resmi memulai program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang direncanakan akan berjalan dari tahun 2025 hingga 2029.

Pada tahap awal, program ini dijalankan di 26 provinsi di Indonesia, termasuk Aceh.

Anggaran program ini secara nasional mencapai Rp71 Triliun pada tahun 2025 dan ditujukan untuk anak sekolah, balita, ibu hamil, dan ibu menyusui.

MBG dilaksanakan melalui Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang berasal dari Badan Gizi Nasional.

SPPG memiliki peran penting dalam menyediakan menu MBG, memastikan distribusi makanan bergizi, memastikan keamanan dan kualitas makanan, serta pengawasan dan evaluasi pelaksanaan.

Selanjutnya, program MBG diharapkan bersifat terdesentralisasi memanfaatkan bahan pangan dan bahan baku lokal sehingga dapat berdampak multiplier effect ke masyarakat lokal mulai dari petani dan UMKM. Salah satu bahan pangan yang dibutuhkan dalam program tersebut adalah cabai merah.

Aceh di wilayah sumatera menjadi produsen cabai terbesar ke-3 setelah Sumatera Utara dan Sumatera Barat.

Pangsa produksi Provinsi Aceh di Sumatera pada tahun 2023 diestimasi sebesar 13,56 persen atau 97.915 ton.

Aceh didukung dengan produktivitas yang tinggi, yaitu sebesar 11,9 ton perhektar per tahun 2023, lebih tinggi dibanding Sumatera Barat yang sebesar 11,33 ton perhektar.

Produksi yang tinggi tersebut membuat Aceh memiliki surplus produksi yang diestimasi sebesar 79 % pada tahun 2023.

Namun demikian, produksi cabai tidak merata sepanjang tahun dan sifat cabai tidak tahan lama sehingga volatilitas harga cabai di Aceh relatif masih tinggi.

Harga relatif meningkat pada momen HBKN dan di bulan saat produksi cabai rendah seperti di bulan Juni hingga Agustus.

Di sisi lain, saat produksi tinggi seperti di bulan Oktober hingga Desember harga cabai cenderung menurun akibat banyaknya pasokan saat musim panen.

Misal, berdasarkan data PIHPS, pada bulan Maret saat Idulfitri 2024 inflasi cabai merah tercatat sebesar 80,8 % , sedangkan di saat panen raya di bulan Oktober harga cabai mengalami inflasi sebesar -35,7 % .

Halaman
123

Berita Terkini