Kupi Beungoh

Ketergantungan Gawai pada Anak: Dampak, Tanda dan Solusi Bijak

Editor: Firdha Ustin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

dr Imam Maulana, Direktur Eksekutif Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) dan Praktisi Kesehatan Anak dan Remaja.

 Alih-alih bermain dengan teman atau berinteraksi dengan keluarga, anak-anak sering terisolasi dalam dunia virtual.

Kondisi ini menghambat kemampuan mereka untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara langsung, bahkan membuat mereka cenderung menjadi pribadi yang tertutup dan kurang percaya diri, hingga keterlambatan berbicara (speech delay).

Keterlambatan berbicara ini disebabkan salah satunya oleh kurangnya stimulasi akibat minimnya interaksi sosial, perbendaharaan kata anak jadi sedikit, anak jadi sulit mengekspresikan kebutuhan dan keinginannya secara verbal, sehingga anak cenderung mengekspresikannya rasa frustasinya dengan gerakan tubuh, seperti tantrum.

Solusi terbaik adalah mengarahkan anak pada aktivitas sosial yang bermakna, seperti bermain bersama orang tua, atau teman, mengikuti olahraga, atau terlibat dalam seni.

Sebagai keluarga, kita juga bisa menciptakan zona bebas gawai, misalnya saat makan bersama atau waktu keluarga di malam hari.

Dengan begitu, anak dapat belajar pentingnya membangun hubungan interpersonal di dunia nyata.

Pada anak usia sekolah, ketergantungan gawai dapat menyebabkan penurunan konsentrasi dan prestasi akademik.

Banyak anak terjebak dalam kecanduan game atau media sosial sehingga lupa akan tanggung jawab belajar.

Hal ini juga berdampak pada melemahnya kemampuan berpikir kritis mereka.

Ketika anak-anak terlalu banyak menghabiskan waktu dengan gawai, otak mereka terbiasa dengan stimulasi instan yang membuat mereka sulit berkonsentrasi dalam waktu lama.

Orang tua dapat menggunakan fitur parental control untuk membatasi akses ke aplikasi tertentu, membuat jadwal harian yang seimbang antara waktu belajar dan bermain, serta memilih aplikasi edukasi yang mendukung kreativitas mereka.

Dengan pengawasan yang tepat, penggunaan gawai dapat diarahkan untuk mendukung perkembangan anak, bukan menghambatnya.

Untuk mengatasi berbagai permasalahan ini, peran aktif orang tua sangat penting. Beberapa langkah pencegahan dapat dilakukan oleh orangtua.

Pertama, batasi waktu harian untuk penggunaan gawai sesuai dengan usia anak.

Misalnya, anak usia di bawah 6 tahun disarankan tidak lebih dari satu jam sehari. Kedua, memberikan contoh yang baik, Anak-anak belajar dari apa yang mereka lihat.

Halaman
1234

Berita Terkini