Kajian Islam

14 Februari, Inilah Hukum Merayakan Hari Valentine dalam Islam hingga Asal Usulnya Kata Buya Yahya

Penulis: Firdha Ustin
Editor: Agus Ramadhan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Valentine - Foto ilustrasi love merah yang identik dengan hari Valentine atau simbol kasih sayang hasil yang diolah melalui Meta AI pada Senin (10/2/2025).

Pertama, tahu hakikat halal dan haram.

Halal adalah sesuatu yang direstui atau diperbolehkan oleh Allah SWT.

Sedangkan haram adalah sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT dan mengundang murkaNya.

Baca juga: Hukum Tidak Atau Membaca Doa Iftitah dalam Shalat, Begini Penjelasan Buya Yahya

Kedua sambung Buya, tahu hakekat sesatu yang dihukumi halal atau haram. Dalam hal ini adalah masalah valentine day, katanya.

Asal usul hari Valentine

Lebih lanjut, Buya mengatakan bahwa hari Valentine adalah kejadian yang asal-usulnya sangat bertentangan dengan akidah Islam.

Sebelum orang nasrani merayakannya, valentine adalah hari mendukung “kelahiran tuhan” di Rumania yang mereka yakini.

Kemudian di dalam sebagian masyakat nasrani valentine adalah hari untuk mengenang seorang tokoh nasrani Santo Valentino yang mati di hari itu yang akhirnya abadikan dan sebagai hari Valentine.

Asal usul valentine banyak perbedaan hingga sebagian nasrani Italia menolak perayaan hari valentine.

Lebih dari itu lanjut Buya, hari Valentine itu sudah menjadi tradisi dan yang dibesarkan oleh sekelompok orang dengan acara yang berbeda dengan syariat Islam.

Mulai dari hura-hura, mabuk-mabukan dan bercampurnya laki-laki dan perempuan. Dan itu semua bukan budaya dan syiarnya orang yang percaya.

Budaya semacam itu kata Buya jelas bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh sebab itu maka merayakan Hari Valentine berada di luar rambu-rambu ajaran Islam.

Hukum merayakan hari Valentine 

Lantas, bagaimana hukum merayakan hari Valentine dalam Islam?

"Jadi jika ada orang Islam yang mengikuti budaya itu berarti hukumnya adalah haram dengan dua keharaman," tegas Buya.

Pertama, mengagungkan tokoh kafir Santo Valentino.

Kedua, membesarkan syiarnya orang fasiq dan orang yang tidak percaya.

"Allah memberi kepada kita kesadaran untuk mengetahui segala yang haram dan semoga kita semua. wallahu a'lam bishshowab," pungkas Buya Yahya dalam buletin tersebut. (Seraminews.com/Firdha Ustin)

Berita Terkini