Wawancara Eksklusif

Sambut Ramadhan dengan Gembira

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tgk Faisal Ali, Ketua MPU Aceh

Semua kita harap (menjaga ketentraman), misalnya teman-teman di media untuk tidak menghubungi, mempertanyakan hal yang seperti itu, dalam konteks menyalahkan si A dan menyalahkan si B. Tapi harus mengajak semua untuk kembali, mengajak semuanya untuk diam, mengajak untuk semuanya berhenti berpolemik itu bagus. Jadi semuanya, bukan hanya MPU saja. Tapi siapapun dia kita harapkan menjadi penyejuk bagi semuanya.

Jadi jangan sampai menanyakan pendapat atau sikap terhadap si A, itu akan semakin memperuncing suasana karena itu akan sangat merugikan bagi kita yang ada di Aceh. Apalagi pemerintahan baru masih jauh sekali perjalannya lima tahun ke depan, jadi kekompakan dan persatuan itu yang sangat kita butuhkan. 

Bagaimana wacana pergeseran shalat Isya ke pukul 21.00 WIB?

Sebenarnya waktu shalat itu wasaq dia, memang ada kelonggaran waktu shalat. Bukan saat tiba waktunya kita mesti melaksanakannya. Melaksanakan di awal waktu itu fadilah, kelebihan yang Allah berikan, jadi yang memang waktu shalatnya luas, apalagi waktu shalat Isya. 

Terkait dengan wacana penundaan saya kira tidak perlu bahwa itu menjadi sebuah keputusan. Biarlah hal itu kehendak masyarakat masing-masing, kalau misalnya ada daerah yang masjidnya sangat jauh dijangkau oleh masyarakat, silakan disepakati di situ. Bahkan di kita ini, di pesantren dan di daerah-daerah tertentu yang melaksanakan shalat Witir sampai 11 rakaat tiap malam, ada yang khatam Al-Qur’an satu juz satu malam. 

Jadi hal-hal seperti ini tidak perlu kita atur, tetapi silakan yang sudah berlaku seperti sekarang ini yang ingin menunda ya silakan, yang ingin mempercepat ya silakan. Karena sangat sulit kalau ini kita atur dalam satu konteks dalam pelaksanaan, sebab problem-problem masyarakat kita itu berbeda-beda.

Misalnya kita di pesantren itu kita terikat dengan pengajian fiqih satu jam habis Magrib. Jadi kapan selesai Fiqih satu jam waktu itu baru kita shalat. Tapi tidak bisa kita samaratakan apa yang terjadi di pesantren, karena masyarakat yang di luar pesantren tidak menggunakan waktu untuk aktivitas seperti itu.(rianza alfandi)

 

 

Berita Terkini