SERAMBINEWS.COM, KIEV — Drone Rusia menghantam kota Odesa di Ukraina dan melukai tiga orang.
Serangan ini juga memicu kebakaran besar pada Jumat (21/3/2025). Serangan ini seperti semakin menegaskan sikap Moskow untuk melakukan serangan udara, bahkan saat negara itu setuju untuk menghentikan sementara serangan terhadap fasilitas energi Ukraina.
Kepala wilayah Odesa, Oleh Kiper mengatakan, kota itu mengalami pemadaman listrik darurat di tiga distriknya.
Pemadaman listrik ini merupakan sebuah indikasi bahwa infrastruktur energi kota itu mungkin telah rusak.
Serangan itu terjadi sesaat sebelum Presiden Republik Ceko Peter Pavel mengunjungi Odesa pada Jumat pagi dan mengadakan pertemuan dengan para pemimpin kota dan pejabat dari wilayah selatan lainnya.
"Ini adalah pengingat bagi seluruh dunia bahwa perang masih terus berlanjut dan Ukraina masih terus berjuang," kata Kiper dalam sebuah pernyataan.
Ia melaporkan kebakaran yang terjadi di sedikitnya tiga lokasi setelah serangan pada Kamis malam.
“Infrastruktur sipil, fasilitas komersial terbakar, mobil-mobil rusak,” kata Kiper.
Lebih dari 70 orang dan 20 mobil pemadam kebakaran dilibatkan untuk memadamkan kebakaran besar yang ditimbulkan dari serangan itu.
Baca juga: Intelijen Rusia Rekrut Remaja Ukraina untuk Serangan Teroris di Ivano-Frankivsk
Menanggapi serangan itu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan, tekanan terhadap Rusia, penguatan sanksi, dan dukungan pertahanan bagi Ukraina adalah cara untuk menghentikan teror oleh Rusia.
"Kami memperkirakan tekanan nyata terhadap Rusia dari AS, Eropa, dan dari semua mitra kami," kata Zelenskyy dalam sebuah pernyataan di Telegram.
"Dan inilah yang akan memungkinkan diplomasi berhasil," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.
Sementara itu, Rusia menuduh Ukraina telah meledakkan fasilitas gas mereka di wilayah Kursk.
Rusia menuding serangan tersebut telah melanggar kesepakatan gencatan senjata. Namun Ukraina segera membantah tuduhan tersebut.
Stasiun pengukuran gas tersebut melayani jaringan pipa utama yang memompa gas alam Rusia ke Eropa, hingga pasokan gas dihentikan tahun lalu.