SERAMBINEWS.COM - Kabar duka menimpa jurnalis senior sekaligus presenter kenamaan Indonesia, Najwa Shihab.
Suami Najwa Shihab, Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf meninggal dunia hari ini, Selasa (20/5/2025).
Kabar meninggalnya suami wanita yang akrab disapa Nana tersebut juga disampaikan oleh Narasi dalam sebuah unggahan di media sosial X, Selasa.
Dikabarkan, Ibrahim Sjarief menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 14.29 WIB di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (PON) Mahar Mardjono, Jakarta Timur.
"Telah berpulang Ibrahim Sjarief bin Husein Ibrahim Assegaf, selaku Komisaris Utama Narasi dan suami dari pendiri Narasi, Najwa Shihab," tulisnya.
"Mendiang berpulang pada 20 Mei 2025 pukul 14.29 WIB di RS PON Jakarta Timur. Kami dari Narasi turut berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya," sambungnya.
Kabar duka tersebut telah dikonfirmasi oleh Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Ulil Abshar Abdalla atau yang akrab disapa Gus Ulil.
“Betul,” ujar Gus Ulil yang dikonfirmasi Kompas.com, dikutip dari pemberitaannya, Selasa (20/5/2025).
Saat ditanya penyebab meninggalnya Ibrahim, ia menjawab singkat, “Kena stroke.”
Profil Ibrahim Sjarief Assegaf
Ibrahim Sjarief Assegaf merupakan salah seorang pengacara ternama di Indonesia.
Lahir di Surakarta pada tahun 1977, sosok yang akrab disapa Ibrahim ini telah dikenal luas sebagai pengacara berintegritas dengan reputasi gemilang.
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (20/5/2025), Ia merupakan salah satu mitra di firma hukum ternama Assegaf Hamzah & Partners sejak 2009.
Pada tahun yang sama, Ibrahim juga menjabat sebagai direktur di PT Justika Siar Public (Hukumonline), platform layanan hukum berbasis digital.
Ibrahim menempuh pendidikan sarjana hukum di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Harvard Law School pada tahun 2002–2003 sebagai rekan peneliti tamu di Program Studi Hukum Asia Timur.
Tak berhenti di sana, pada tahun 2009 ia meraih gelar Master of Laws (LLM) dari University of Melbourne, Australia, dengan dukungan beasiswa dari Australian Development Scholarship.
Karir Ibrahim Sjarief Assegaf
Dilansir dari Kompas.com, Selasa (20/5/2025), Ibrahim mengawali karirnya di Hadiputranto, Hadinoto & Partners pada 1997 sampai 2000.
Setelah itu, dia menjabat sebagai Executive Director di Pusat Studi Hukum & Kebijakan hingga 2003.
Ibrahim juga menjadi salah satu staf pengajar hukum bisnis di Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera.
Dia mengkhususkan minatnya pada tema perbankan dan keuangan, restrukturisasi usaha, restrukturisasi hutang, serta pembangunan infrastruktur.
Sebagai praktisi terkemuka, Ibrahim disebut sebagai “Band 3 in Banking and Finance” oleh Chambers and Partners Asia Pacific pada 2017-2018 dan Banking & Finance, Projects & Energy, Restructuring & Insolvency and Aviation oleh Legal500 Asia Pacific pada 2017-2018.
Ibrahim juga mendapatkan penghargaan “Highly regarded” Lawyer in Banking and M&A oleh IFLR 1000 pada 2016-2018.
Selain itu, dia memperoleh penghargaan “Leading Lawyer” in Banking and finance, Corporate and M&A, Restructuring and insolvency dari Asialaw Leading Lawyers pada 2017-2018.
Dengan latar belakang akademik yang kuat dan pengalaman bertahun-tahun di bidang hukum, Ibrahim dikenal sebagai spesialis dalam perkara perbankan, keuangan, restrukturisasi, dan kepailitan.
Kemampuannya membuatnya dipercaya menangani berbagai kasus penting, baik oleh perusahaan besar maupun individu.
Sosok Pribadi yang Tertutup
Meski memiliki jabatan strategis dan dikenal luas di kalangan profesional, Ibrahim dikenal sebagai pribadi yang rendah hati dan tidak suka tampil di depan publik.
Hal ini diungkapkan langsung oleh Najwa Shihab dalam sebuah podcast yang dipublikasikan pada September 2022 lalu.
“Dia itu nggak mau di-posting, nggak mau muncul. Jadi aku selalu nanya, boleh nggak posting ini, jadi harus posting itu di saat tertentu saja,” kata Najwa sambil tertawa, dikutip dari Tribun Medan (17/9/2022).
“Jadi ya sudah lah mungkin karena itu orang bertanya-tanya,” lanjutnya.
Najwa juga menyebut sang suami sebagai teman diskusi terbaik dalam hidupnya.
Ia mengaku sering berbagi cerita soal pekerjaan dan mendapat banyak masukan dari Ibrahim.
Kisah Cinta dan Keluarga
Dalam podcast tersebut pula, Najwa Shihab pernah menceritakan awal mula pertemuan dan kisah cintanya dengan sang suami.
Pertemuan Najwa dan Ibrahim terjadi semasa kuliah.
Ibrahim merupakan senior Najwa di kampus.
Setelah berpacaran selama enam bulan, keduanya memutuskan menikah pada tahun 1997.
Meski sempat menjalani hubungan jarak jauh ketika Ibrahim harus menempuh pendidikan di luar negeri, keduanya tetap menjaga kedekatan.
Justru, menurut Najwa, jarak membuat hubungan mereka semakin kuat.
Dari pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua anak: Izzat Ibrahim Assegaf dan Namiyah Assegaf.
Namun Namiyah meninggal dunia hanya beberapa jam setelah dilahirkan.
(Serambinews.com/Yeni Hardika)
BACA BERITA LAINNYA DI SINI