Dulu Janji Perdamaian Global,Tapi Justru Serangan Rudal yang Datang! Strategi Trump Gagal Total?
SERAMBINEWS.COM-Presiden Amerika Serikat Donald Trump pernah berjanji di masa kampanye bahwa ia akan mengakhiri konflik paling panas di dunia dan membawa perdamaian global.
Namun, lima bulan setelah menjabat di periode keduanya, janji itu tampaknya semakin jauh dari kenyataan.
Serangan udara besar-besaran yang diluncurkan Israel terhadap puluhan target Iran pada Kamis (12/6/2025) justru memperburuk situasi dunia.
Konflik di Gaza terus berkobar, perang di Ukraina belum kunjung usai, dan kini Timur Tengah kembali di ambang perang habis-habisan.
Harapan akan perdamaian yang dijanjikan Trump seolah hancur berantakan.
Baca juga: Pecah Kongsi! Trump dan Elon Musk Saling Hantam, Saham Tesla Ambruk Seketika!
Serangan Israel Dipandang Sebagai Penghinaan terhadap AS
Serangan yang dilakukan sekutu utama AS itu dianggap sebagai penghinaan terhadap Presiden Trump, yang selama ini berusaha keras menahan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar tidak menyerang Iran.
Bahkan, Trump sendiri sebelumnya mengancam akan mengebom Iran jika negosiasi nuklir gagal, namun tetap menginginkan solusi damai terlebih dahulu.
“Diplomasi Trumpian adalah salah satu korban pertama dari serangan ini,” kata Brett Bruen, mantan penasihat kebijakan luar negeri untuk Presiden Barack Obama.
“Ia telah berjuang keras untuk mencapai gencatan senjata, apalagi perdamaian dalam konflik besar mana pun. Iran tampak paling menjanjikan dan Netanyahu baru saja merusaknya.”
Hingga saat ini, Gedung Putih, Kedutaan Besar Israel di Washington, dan misi Iran untuk PBB belum memberikan tanggapan resmi terhadap serangan tersebut.
Baca juga: Harga Emas Melesat! Serangan ke Iran Picu Lonjakan Harga, Pasar Global Bergejolak
Upaya Damai Trump Terancam Gagal Total
Salah satu tokoh penting di balik upaya damai Trump adalah Steve Witkoff, utusan khusus Timur Tengah yang juga merupakan orang dekat Trump.
Witkoff telah bekerja keras menjalin komunikasi dengan negosiator Iran, berharap bisa menemukan jalan keluar diplomatik untuk membatasi program nuklir Iran.
Namun usahanya gagal. Netanyahu tetap melancarkan serangan, yang disebut banyak analis sebagai potensi awal perang besar di kawasan.
“Beberapa pejabat pemerintahan bahkan sudah mulai mempertanyakan apakah Witkoff telah terlalu jauh memaksakan perannya,” ungkap seorang sumber dalam pemerintahan yang tak ingin disebutkan namanya.
Sebelum menjabat, Trump sempat meraih kemenangan diplomatik ketika berhasil membantu tercapainya gencatan senjata di Gaza, yang disebut-sebut sebagai hasil kerja sama tim Trump dan pemerintahan sebelumnya di bawah Joe Biden.
Namun kesepakatan itu hanya bertahan beberapa minggu sebelum runtuh.
Trump juga belum menunjukkan langkah konkret untuk menyelesaikan perang di Ukraina, padahal saat kampanye, ia menjanjikan akan menghentikan konflik itu bahkan sebelum dilantik kembali sebagai presiden.
Baca juga: Tung Tung Tung Sahur Meledak di TikTok! Meme Lokal Jadi Viral di Dunia Brainrot Global
Perjanjian Abraham Tak Kunjung Diperluas
Perjanjian Abraham pakta penting dari masa jabatan pertama Trump yang mempererat hubungan antara Israel dan negara-negara Arab juga belum mendapat tindak lanjut berarti.
Tidak ada negara baru yang bergabung sejak masa jabatan keduanya dimulai.
Sementara itu, kekacauan juga muncul dari dalam pemerintahan Trump sendiri.
Sumber menyebutkan bahwa puluhan pejabat, termasuk dari Dewan Keamanan Nasional, Pentagon, dan Departemen Luar Negeri, telah dipecat karena pertikaian internal.
Baca juga: Ini Dia Asal Mula Tung Tung Tung Sahur, Ballerina Cappucina dan Mahluk Anomali Lainnya yang Viral
Reaksi Keras dari Demokrat: “Ini Bencana Buatan Trump”
Serangan Israel memicu reaksi keras dari kalangan Demokrat.
Mereka menyalahkan Trump atas kegagalan diplomasi dan krisis yang makin meluas.
“Ini adalah bencana yang dibuat oleh Trump dan Netanyahu sendiri, dan sekarang wilayah tersebut berisiko terjerumus ke dalam konflik baru yang mematikan,” kata Senator Demokrat Chris Murphy melalui platform X (sebelumnya Twitter).
Murphy juga menyesalkan keputusan Trump pada masa jabatan pertamanya yang membatalkan perjanjian nuklir antara AS, Iran, dan negara-negara Eropa yang dirancang di era Obama.
Menurut Demokrat, Trump belum mampu menghadirkan alternatif yang kredibel hingga hari ini.
Baca juga: Update Terbaru Harga BBM Pertamina 12 Juni 2025, Cek Sekarang Berapa Harga di Wilayahmu?
Apakah Timur Tengah Menuju Perang Besar?
Meskipun belum jelas apakah serangan Israel akan memicu konflik skala penuh di kawasan, para analis memperingatkan bahwa risiko perang regional sangat nyata.
Teheran kemungkinan akan membalas dengan menargetkan aset Amerika di Timur Tengah, baik secara langsung maupun melalui sekutu seperti pemberontak Houthi di Yaman.
Houthi, yang dikenal dekat dengan Iran, sebelumnya sudah melancarkan serangan terhadap kapal-kapal dagang di Laut Merah. Serangan balasan semacam itu bisa kembali terjadi dalam waktu dekat.
Di sisi lain, kemampuan Israel untuk menghancurkan program nuklir Iran juga dipertanyakan.
Salah satu fasilitas pengayaan uranium Iran, Fordow, dibangun jauh di bawah tanah dan sulit dihancurkan tanpa bantuan militer dari Amerika Serikat bantuan yang menurut para pejabat AS tidak diberikan dalam serangan ini.
“Jika Israel benar-benar memulai kampanye besar-besaran terhadap program nuklir dan rudal Iran, rezim di Teheran kini menghadapi ancaman yang sangat serius terhadap kelangsungan hidupnya,” kata Charles Lister, kepala Inisiatif Suriah di Middle East Institute.
Baca juga: Update Lengkap Harga BBM Pertamina Hari Ini, 11 Juni 2025, Cek Harga di Wilayahmu!
“Hal ini membuat situasi saat ini tampak jauh lebih berbahaya dan belum pernah kita alami sebelumnya.”
Cita-Cita Damai Dunia Trump Terancam Gagal
Dengan eskalasi di Timur Tengah, belum adanya solusi di Ukraina, dan perpecahan internal dalam pemerintahannya sendiri, upaya Donald Trump untuk tampil sebagai pembawa perdamaian dunia menghadapi ujian berat.
Jika konflik meluas, bukan hanya reputasi Trump yang terguncang, tetapi juga stabilitas global yang sudah rapuh.
Kini, dunia menanti langkah selanjutnya dari Washington, Teheran, dan Yerusalem, sembari berharap bahwa harapan perdamaian belum sepenuhnya pupus.
Baca juga: Fakta-Fakta 4 Pulau Aceh yang Kini Masuk Sumut, dari Somasi Gubernur hingga Adanya Makam Aulia
(Serambinews.com/Sri Anggun Oktaviana)