Konflik Israel vs Iran

Netanyahu Ingin Lebih dari Sekadar Nuklir! Targetnya Rezim Iran?

Penulis: Sri Anggun Oktaviana
Editor: Amirullah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

NETANYAHU - Foto ini diambil dari publikasi X Netanyahu pada Jumat (21/2/2025), memperlihatkan Perdana Menteri Israel Netanyahu berpidato terkait perpanjangan gencatan senjata.

 Bahkan, justru mereka bisa mendorong Iran ke arah yang lebih keras dan konfrontatif terhadap Israel dan negara-negara Barat.

Namun, jika serangan Israel terus berlanjut dan menewaskan lebih banyak tokoh penting Iran, bukan tidak mungkin situasi dalam negeri menjadi tidak stabil.

Bisa saja terjadi kekacauan politik, bahkan keruntuhan pemerintahan, meskipun belum jelas siapa yang akan mengambil alih jika itu terjadi.

Siapa yang Bisa Menggantikan Rezim Iran Saat Ini?

Inilah pertanyaan besar yang belum memiliki jawaban jelas.

Oposisi terhadap Republik Islam sangat terpecah. Setelah protes besar-besaran pada 2022  yang dikenal dengan gerakan “Perempuan, Kehidupan, Kebebasan” sejumlah kelompok oposisi mencoba membentuk aliansi.

Tapi upaya itu gagal karena perbedaan pandangan mengenai siapa yang akan memimpin dan bagaimana bentuk pemerintahan baru nanti.

Beberapa tokoh dan kelompok yang sering disebut sebagai calon alternatif:

Reza Pahlavi, putra mantan Shah Iran, yang tinggal di pengasingan dan aktif berkampanye untuk demokrasi di Iran.

 Ia pernah mengunjungi Israel dan mendapat dukungan dari sebagian kecil warga Iran, tapi belum tentu cukup kuat untuk menggantikan pemerintahan saat ini.

Baca juga: Dulu Janji Perdamaian Global,Tapi Justru Serangan Rudal yang Datang! Strategi Trump Gagal Total?

Mujahideen-e Khalq (MEK), kelompok oposisi yang pernah bekerja sama dengan Saddam Hussein selama perang Iran-Irak. MEK mendapat dukungan dari sejumlah tokoh politik AS, tapi citranya di dalam negeri Iran masih sangat buruk.

Kelompok-kelompok kecil lainnya, seperti aktivis pro-demokrasi, pendukung monarki parlementer, dan organisasi masyarakat sipil lainnya. Sayangnya, mereka masih sangat terfragmentasi dan belum mampu membentuk kekuatan politik yang solid.

Bagaimana Respons Iran?

Meski mengalami kerugian besar, Iran tetap memilih untuk merespons dengan serangan militer terhadap Israel.

 Namun, mereka tampaknya menghindari konfrontasi langsung dengan Amerika Serikat.

Menyerang pangkalan militer atau kedutaan AS di Timur Tengah bisa mengundang konsekuensi besar, termasuk perang habis-habisan yang tidak diinginkan Teheran.

Pilihan lain adalah mencoba kembali ke meja perundingan dengan AS, seperti yang terjadi di masa lalu. Tapi hal ini juga sulit dilakukan karena bisa dianggap sebagai tanda kelemahan oleh para pemimpin Iran sendiri.

Apa yang Bisa Terjadi Selanjutnya?

Halaman
123

Berita Terkini