SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Sebanyak 40 pemuda Aceh yang terdiri dari pengurus masjid dan perwakilan Dayah mengikuti Diklat Teknis Website dan Media Sosial, yang diselenggarakan pada 16–20 Juni 2025 di Balai Diklat Kementerian Agama Aceh, Kampus UIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
Pelatihan ini menghadirkan narasumber dari Masyarakat Informasi Teknologi (MIT) Aceh, antara lain praktisi IT senior Teuku Farhan, S.Kom, ACA, GCP-CDL, serta pakar literasi digital dan akademisi Dr. Nazaruddin Musa, M.LIS.
Salah satu program unggulan dalam diklat ini adalah simulasi pembangunan masjid dan pengembangan website resmi masjid di empat pulau strategis Aceh.
Yaitu Pulau Lipan, Pulau Mangkir Ketek, Pulau Mangkir Besar, dan Pulau Panjang, wilayah yang sebelumnya sempat dipertanyakan statusnya namun kini kembali berada dalam otoritas kepangkuan Provinsi Aceh.
Baca juga: Anggota Komisi IV DPRA Munawar Ar, Empat Pulau Layak Jadi Kawasan Destinasi Wisata dan Resort Mewah
Program ini bertujuan memperkuat kapasitas digital pengelola masjid dan dayah serta mendorong pemanfaatan teknologi dan media sosial sebagai sarana dakwah dan komunikasi strategis, terutama di kawasan perbatasan dan terpencil.
Ketua MIT Aceh, Teuku Farhan, menegaskan urgensi transformasi digital di wilayah kepulauan, digitalisasi masjid dan dayah adalah kunci untuk memperkuat komunikasi, dakwah, dan pengelolaan informasi keagamaan di era digital.
Sementara itu, budayawan Aceh Tarmizi A. Hamid (Cek Midi) menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini dan menekankan pentingnya menjaga narasi budaya secara akurat:
Informasi budaya sangat rawan dimanipulasi. Digitalisasi memberi pembanding yang kuat terhadap narasi administratif maupun geopolitik.
Diklat ini menjadi langkah nyata dan strategis dari generasi muda Aceh dalam menjaga jati diri keislaman dan kebudayaan daerah, sekaligus meneguhkan eksistensi wilayah perbatasan melalui pendekatan teknologi dan dakwah.
Baca juga: Kenapa Aceh Singkil Gelar Kenduri Akbar Saat Empat Pulau Aceh Kembali? Ini Makna & Jenis Tradisinya