Di sisi lain, Trump kembali menyerukan agar The Fed segera memangkas suku bunga.
“Suku bunga seharusnya 2,5 poin persentase lebih rendah,” kata Trump.
Namun kenyataannya, The Fed dalam pertemuan kebijakan terbarunya pada hari Rabu memilih untuk menahan suku bunga, dan tetap berpegang pada proyeksi awal yaitu dua kali pemangkasan suku bunga sebesar seperempat poin hingga akhir tahun ini.
Kondisi ekonomi makro saat ini juga menjadi faktor penekan harga emas.
Analis dari ANZ menilai, bahwa pasar belum menemukan alasan kuat untuk membeli emas dalam jangka pendek.
“Perkembangan ekonomi makro, terutama imbal hasil yang stabil dan penguatan USD yang baru, belum mendukung harga emas,” tulis mereka dalam sebuah catatan riset.
Mereka menambahkan bahwa meningkatnya ekspektasi inflasi, serta sikap hati-hati dari The Fed, membuat pasar kini tidak lagi terlalu yakin bahwa pemangkasan suku bunga akan dilakukan lebih dari dua kali tahun ini.
Dolar AS menguat tajam dan diperkirakan akan mencatat kenaikan mingguan tertinggi dalam lebih dari sebulan.
Penguatan dolar ini memberikan tekanan tambahan pada harga emas karena emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain.
Selain emas, harga logam mulia lainnya juga turut melemah:
Perak spot turun 1,6 persen menjadi 35,82 dolar AS per ons.
Paladium turun 0,7 persen menjadi 1.042,92 dolar AS per ons.
Platinum melemah 1,5 persen ke 1.287,47 dolar AS per ons.
Meskipun saat ini platinum masih berada di jalur kenaikan mingguan ketiganya secara berturut-turut.(*)