“Kenali Islam dulu, baru kemudian ihsan. Nilai-nilai kebijaksanaan itu datang setelah kita menjalani Islam dengan baik,” tuturnya.
Itu lah kenapa, kata Safaruddin, ia terus menggaungkan pentingnya shalat berjamaah di setiap kesempatan. Bahkan, menurutnya pelaksanaan ibadah shalat wajib ini harus dipaksa.
Politisi Gerindra ini kembali mengingatkan, bahwa komitmennya untuk menggalakkan shalat berjamaah hingga saat ini belum berubah.
Ia bahkan tak sungkan-sungkan memecat aparatur desa yang terbukti melalaikan shalat berjamaah.
“Pak Keuchik. Nyoe lhee go aparatur hana seumayang jamaah, nyan kajeut boh ju (Pak Keuchik, kalau tiga kali aparatur desa tidak shalat jamaah, itu langsung buang dan ganti aja),” perintah Safaruddin, disambut tawa jamaah.
Baca juga: 4 Pulau Kembali ke Aceh, Nelayan Aceh Singkil Tetap Bersahabat dengan Pelaut Tapanuli Tengah
Dalam kesempatan itu, ia juga memuji kefasihan imam dan keindahan Masjid Jamik Meunasah Sukon. Hanya kualitas audio atau pengeras suara yang dirasa masih kurang.
“Imam tadi sudah fasih dan suaranya cukup merdu. Tapi sayang, belum dibantu mikrofon yang bagus. Jadi pak Keuchik, ini tolong dianggarkan,” pintanya.
Setelah tausiah subuh, Bupati Safaruddin menikmati kopi pagi dan sarapan bersama jemaah. Ia juga menyempatkan diri mengunjungi rumah warga kurang mampu di gampong tersebut. (*)