Jurnalisme Warga

Tugu Aneuk Mulieng, Simbol Fondasi Ekonomi Pidie

Editor: mufti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

AHMAD ZAKY, S.Kom., pemerhati UMKM dan enterpreneur alumnus Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala (USK), melaporkan dari Sigli, Pidie

Dengan memahami sejarah, makna, dan harapan yang terkandung dalam Tugu Aneuk Mulieng, kita dapat melihat bahwa monumen ini tidak hanya sekadar bangunan fisik, tetapi juga simbol perjuangan dan cita-cita masyarakat Pidie dalam menciptakan kehidupan yang lebih baik bagi generasi sekarang dan mendatang.

Emping melinjo memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi bagi masyarakat Pidie. Sebagai komoditas unggulan, emping melinjo tidak hanya menjadi sumber penghasilan bagi para petani dan pengusaha kecil, tetapi juga berkontribusi terhadap perekonomian daerah secara keseluruhan.

Banyak keluarga di Pidie yang menggantungkan hidupnya pada usaha pembuatan emping melinjo. Mulai dari petani yang menanam pohon melinjo, hingga pengrajin yang mengolah biji melinjo menjadi emping, semua terlibat dalam rantai nilai ekonomi ini.

Emping melinjo dari Pidie telah dikenal luas di berbagai daerah di Indonesia, bahkan diekspor ke beberapa negara. Hal ini membuka peluang pasar yang besar bagi produsen emping melinjo di Pidie.

Dengan mengolah biji melinjo menjadi emping, masyarakat Pidie dapat meningkatkan nilai tambah produk. Emping melinjo memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan biji melinjo mentah, sehingga memberikan keuntungan yang lebih besar, serta memiliki keunikan dan cita rasa khas yang sulit ditiru oleh daerah lain. Keunikan tersebut membuat produk unggulan Pidie memiliki daya saing kuat di pasar nasional maupun internasional.

Berita Terkini