SERAMBINEWS.COM - Kedatangan tiba-tiba pasukan TNI dalam jumlah besar dan seperti akan berperang membuat warga ketakutan.
Kejadian tersebut terjadi di Distrik Ibele, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan.
Warga dari seluruh elemen masyarakat setempat menolak kehadiran pasukan TNI non-organik tersebut, karena memicu ketakutan.
Kehadiran pasukan TNI itu juga mengganggu aktivitas warga, hingga mengancam ketenangan sosial di wilayah itu.
Berdasarkan laporan warga, pada 25 Juni 2025 pukul 10.00 WIT, lima unit kendaraan yang mengangkut personel TNI tiba di Ibele.
Mereka langsung menyebar ke kawasan hutan sekitar Kali Sayoma dan arah Kipukmo. Mereka bermalam di kawasan hutan.
Kemudian pada 10 Juli 2025, sekitar pukul 01.00 WIT, tiga mobil TNI kembali memasuki Kampung Habema, Ibele. Mereka kembali menyebar ke arah hutan dan bermalam di sana.
Baca juga: Pangkat Tertinggi Komcad SPPI Aceh Perwira Letnan Dua
Baca juga: 1.195 Personel Komcad SPPI Aceh Resmi Dilantik, Ini Status, Tugas dan Besaran Gaji Mereka
Kehadiran yang tidak disosialisasikan ini menimbulkan kekhawatiran besar di tengah masyarakat.
"Cara kedatangan dan penyebaran anggota TNI ini seperti menghadapi situasi darurat atau operasi perang,"
"Ini mengejutkan dan menjadi sejarah baru yang menakutkan bagi masyarakat kami,” ujar Iberanus Hilapok mewakili masyarakat setempat di Ibele, Sabtu (13/07/2025).
Ia menjelaskan dampak langsung akibat keberadaan TNI non-organik di wilayah mereka, di antaranya:
1. Jumlah personel TNI lebih banyak dari jumlah warga lokal.
2. Aktivitas warga terganggu karena rasa takut dan trauma.
3. Sekolah yang dijadwalkan aktif kembali pada 14 Juli 2025 terancam sepi karena siswa mengalami ketakutan.
Baca juga: Usia Pensiun PNS Diwacanakan Diperpanjang hingga 70 Tahun, CPNS 2025 Kapan Dibuka?
Baca juga: Fayla dan Fairuz Resmi Dinobatkan Sebagai Duta Siswa Pariwisata Aceh 2025
4. Lokasi penempatan TNI dekat dengan pusat pengobatan masyarakat, menyebabkan gangguan pelayanan kesehatan.