Berita Aceh Timur

Harga Beras Meroket di Aceh Timur, Ekonom Unimal Sebut Koperasi Bisa Jadi Solusi

Penulis: Maulidi Alfata
Editor: Nurul Hayati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dosen Ekonomi Unimal, Dr Muhammad Haykal SE MSi Ak CA.

Ia menyarankan pelibatan berbagai pemangku kepentingan, seperti koperasi contohnya Koperasi Merah Putih serta pembinaan petani yang berkelanjutan.

Laporan Maulidi Alfata | Aceh Timur

SERAMBINEWS.COM, IDI – Harga beras di Aceh Timur terus melonjak, mencapai Rp 250.000 per karung ukuran 15 kg.

Kenaikan harga ini memicu kekhawatiran di kalangan masyarakat dan menarik perhatian para ekonom.

Salah satunya Dr Muhammad Haykal SE MSi Ak CA, seorang akademisi Fakultas Ekonomi dari Universitas Malikussaleh (Unimal), memberikan pandangan ekonominya mengenai akar permasalahan dan langkah-langkah yang bisa diambil.

Menurutnya, ada lima faktor utama yang menyebabkan melambungnya harga beras, khususnya di Aceh:

Permasalahan irigasi menjadi sorotan utama.

Kondisi saluran air yang kurang memadai menghambat pasokan air ke lahan pertanian, berdampak langsung pada volume panen.

"Petani juga seringkali menghadapi kesulitan mendapatkan pupuk, baik karena kelangkaan pasokan maupun masalah distribusi yang tidak merata," ujarnya.

Selanjutnya faktor yang mempengaruhi beras naik adanya alih fungsi lahan sawah menjadi non-pertanian terus mengurangi area tanam, secara otomatis menurunkan total produksi beras.

Harga pestisida dan biaya perawatan lainnya yang terus meningkat menambah beban petani, mendorong mereka untuk menaikkan harga jual hasil panen.

Kecenderungan petani untuk menjual gabah segera setelah panen secara masif, dapat menciptakan kelangkaan di pasar dan memicu kenaikan harga saat stok menipis.

Dr Haykal menekankan bahwa pemerintah harus memprioritaskan sektor pangan dengan mengalokasikan anggaran yang memadai.

Baca juga: Beras Mahal, Warga Bireuen Antre Beli di Pasar Khusus Beras Murah, Besok di Peusangan

Ia menyarankan pelibatan berbagai pemangku kepentingan, seperti koperasi contohnya Koperasi Merah Putih serta pembinaan petani yang berkelanjutan.

Meskipun intervensi langsung terhadap harga gabah adalah wewenang Bulog, pemerintah daerah memiliki peran krusial dalam mendukung stabilitas pangan.

Halaman
12

Berita Terkini