Warga Tamiang Dikeroyok di Malaysia

Sosok Warga Aceh Tamiang Meninggal Dikeroyok di Malaysia, Anak Mantan Kadus dan Aktif di Kampungnya

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Aceh Tamiang di Malaysia Meninggal Usai Diduga Dikeroyok Sejumlah Orang

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Syahrul Ramadhan (34), Kampung Sampaimah, Kecamatan Manyakpayed, Kabupaten Aceh Tamiang mengalami nasib tragis di Malaysia. 

Pemuda ini meninggal setelah dikeroyok sekelompok orang pada Sabtu (2/8/2025) malam waktu setempat.

Kabar duka ini bukan hanya memukul keluarga Syahrul. Tapi penduduk kampung yang mengenal Syahrul turut merasakan kehilangan yang begitu besar.

Bukan tanpa alasan, selama tinggal di kampung halamannya, Syahrul dikenal sebagai sosok yang aktif dalam kegiatan sosial. Wajar bila sosoknya begitu populer di Sampaimah.

“Anaknya baik, setiap ada kegiatan gotong royong atau kegiatan sosial lainnya, dia pasti ikut,” kata Datok Penghulu Kampung Sampaimah, Zul Aqli, Senin (4/8/2025). 

Baca juga: Tragis, Seorang Warga Aceh Tamiang Meninggal Dunia Dikeroyok di Malaysia

Zul mengatakan dirinya mendapat kabar duka ini langsung dari tim Sabena Komuniti Aceh Malaysia pada Minggu (3/8/2025) dini hari.

Kabar duka ini langsung mereka sampaikan ke pihak keluarga pada malam itu juga.

Suasana malam yang hening langsung pecah. Kedua orang tua Syahrul histeris, terlebih menyaksikan video Syahrul dalam kondisi babak belur.

Semasa hidupnya, Syahrul dibesarkan oleh keluarga yang sederhana. Ayahnya, Jamal sempat menjabat Kepala Dusun Amal di Kampung Sampaimah.

Namun ayahnya kini sedang berjuang melawan stroke yang sudah diidapnya sejak beberapa tahun lalu.

“Kami berharap kabar duka ini tidak menambah parah sakit ayahnya, sangat terpukul mereka,” kata Zul Aqli.

Kronologis Pengeroyokan

Seperti diberitakan Serambinews.com, seorang pemuda asal Kabupaten Aceh Tamiang dilaporkan meninggal dunia setelah menjadi korban pengeroyokan oleh massa di kawasan Bukit Jambul, Pulau Pinang, Malaysia pada Sabtu (2/8/2025) sekitar pukul 19.00 Waktu Malaysia. 

Korban diketahui bernama Syahrul Ramadhan (34), Warga Kampung Sampaimah, Kecamatan Manyak Payed, Aceh Tamiang. 

Ketua Grup Sabena Komuniti Aceh Malaysia, Bospon mengatakan, menurut informasi yang diterima mereka dari pihak kepolisian Malaysia, kejadian bermula saat korban menggoyang-goyang pagar rumah seseorang dan merusak kaca mobil.

Tindakan tersebut memicu keributan dengan penduduk setempat.

Massa dari berbagai negara itu sontak melakukan aksi kekerasan kepada pemuda Aceh Tamiang tersebut. 

“Korban dipukul ramai-ramai oleh orang Burma (Myanmar), orang Indonesia, dan juga orang Malaysia,” bebernya. 

“Dia dipukul di kepala dan dicekik ramai-ramai sampai meninggal dunia,” kata Bospon kepada Serambinews.com, Minggu (3/8/2025).

Baca juga: Azhari Cage Kecam Pengoroyokan Warga Aceh Tamiang di Malaysia

Bospon mengaku, telah melaporkan peristiwa ini kepada pihak kepolisian Malaysia dan meminta agar para pelaku ditindak secara hukum.

“Jadi siapapun yang terlibat dalam pemukulan ini harus ditindak sesuai undang-undang yang berlaku di Malaysia, itu yang kami tuntut,” tegasnya.

Selain itu, laporan juga telah diajukan guna mengurus proses pemulangan jenazah ke kampung halaman korban di Aceh Tamiang. 

Saat ini, jenazah warga Aceh Tamiang itu masih berada di Hospital Pulau Pinang.

Diterangkan Bospon, saat ini pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Malaysia untuk mengawal proses kasus tersebut.

“Pihak kedutaan mengaku bahwa kasusnya akan diproses dengan transparan, tidak ada yang ditutup-tutupi, siapa yang salah harus dihukum,” ucapnya.

Bospon berharap kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi warga Aceh yang ada di Malaysia.

Sebagai perantau, warga Aceh harus mematuhi hukum dan tidak terlibat dalam aktivitas ilegal seperti narkoba atau perjudian.

Ia menekankan pentingnya menjaga ketertiban untuk menghindari kejadian serupa di masa mendatang.

“Jadi hal ini jangan sampai terulang, karena kalau kata orang Aceh (hana mungken na asap menyoe hana apui), enggak ada asap kalau tidak ada api,” tamsilnya.

Baca juga: Pj Gubernur Dorong Penembakan 2 Warga Aceh di Malaysia Diselidiki, Minta KBRI Kirim Nota Diplomatik

“Jadi kami sangat tidak menerima kejadian ini, apalagi sampai menghabiskan nyawa,” tukas dia. 

“Seharusnya, perkaranya bisa diselesaikan oleh pihak berwenang,” pungkas Bospon.(*)

 

Berita Terkini