PHTC adalah pusat pelatihan yang dirancang untuk memperkuat kapasitas tenaga kerja di bidang kesehatan masyarakat.
Di tingkat internasional, PHTC merupakan konsorsium dari berbagai pusat pelatihan regional yang menyediakan pelatihan fleksibel dan relevan untuk menghadapi isu-isu kesehatan masyarakat yang krusial.
Adapun sumber anggaran pembangunan rumah sakit ini dari bantuan pemerintah dari Kementerian Kesehatan dan Dana Alokasi Khusus (DAK).
Pembangunan gedung tiga lantai dengan jumlah kapasitas 50 tempat tidur ini ditargetkan selesai pada tahun 2025.
Namun, kini terganjal kabar penangkapan Bupati Kolaka Timur yang tersandung kasus suap pembangunan proyek rumah sakit ini.
Baca juga: ‘Penjahat Korupsi Lebih Pintar’, KPK Minta Maaf karena Baru 2 Kali OTT Sepanjang 2025: Alami Kendala
Direktur RSUD Koltim, dr Abdul Munir Abubakar, mengatakan, Pemkab Koltim awalnya menguusulkan anggaran pembangunan rumah sakit ini senilai Rp40 miliar.
Namun Bupati Kolaka Timur Abdul Azis 'melobi' pemerintah pusat dan provinsi untuk anggaran ditingkatkan.
Anggaran pun disetujui meningkat hingga Rp170 miliar.
Anggaran Rp170 miliar itu nantinya dialokasikan untuk pembangunan sarana dan prasarana sebanyak Rp150 miliar.
Diduga tambahan anggaran ini jadi sumber terjadi pratik suap.
KPK pun melakukan operasi tangkap tangan (OTT) di tiga lokasi untuk mengusut kasus ini.
KPK berhasil mengamankan delapan orang dari tiga wilayah.
Sebanyak empat di Kota Kendari, satu di kota Makassar, dan tiga di Jakarta.
Salah satu yang diamankan adalah Bupati Kolaka Timur, Abdul Azis yang saat itu berada di Makassar.
Di tengah isu kasus suap yang ramai jadi perbincangan, proses pembangunan RSUD Kolaka Timur masih berlangsung.