Padahal Sabang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Aceh yang semestinya memberi contoh kebersihan dan kesadaran lingkungan.
Laporan Aulia Prasetya | Sabang
SERAMBINEWS.COM, SABANG – Pawai Karnaval HUT ke-80 RI di Kota Sabang, Kamis (21/8/2025), berlangsung meriah.
Ribuan pelajar, guru, dan masyarakat tumpah ruah memenuhi jalan-jalan utama kota.
Namun di balik semarak itu, wajah Sabang tercoreng dengan tumpukan sampah plastik yang berserakan di sepanjang rute pawai.
Ironisnya, sebagian besar sampah justru ditinggalkan oleh masyarakat sendiri.
Padahal Sabang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Aceh yang semestinya memberi contoh kebersihan dan kesadaran lingkungan.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Sabang, Faisal, ST, MTP, melalui Kepala Bidang Pengelolaan Sampah, Kebersihan, dan Pertamanan, Muhammad Hendrik Friasayani, menegaskan pihaknya sudah mengantisipasi dengan menurunkan tim sejak sebelum acara dimulai.
Baca juga: KUPS Serbuk Jaboi Raih Penghargaan Terbaik di Festival PeSoNa 2025
“Petugas kita bekerja sejak persiapan, mulai pemangkasan pohon, pembersihan rumput hingga menyapu jalur pawai.
Saat karnaval berlangsung, tim sudah standby, dan setelah acara selesai langsung menyisir titik-titik yang paling banyak ditinggalkan sampah,” jelas Hendrik.
Hasilnya mencengangkan, satu truk penuh sampah terkumpul hanya dalam hitungan jam. Lebih dari 90 persen merupakan plastik sekali pakai, seperti kantong kresek, botol air mineral, hingga bungkus makanan cepat saji.
“Dari hasil pengangkutan, sampah plastik paling mendominasi. Ini harus jadi perhatian bersama.
Kalau masing-masing orang buang sembarangan, dampaknya besar sekali. Sayangnya kesadaran masyarakat kita masih rendah,” tegas Hendrik.
Proses pembersihan dilakukan sejak pukul 15.30 WIB hingga menjelang Magrib.
Baca juga: Sosok Tikus Koruptor Ikut Meriahkan Pawai HUT RI di Sabang
Petugas DLHK menyisir jalan utama hingga Lapangan Yos Sudarso, tempat dimulainya pawai. Respons cepat dilakukan oleh Tim DLHK agar wajah Sabang tidak tercoreng di mata wisatawan.