Namun persoalan kebersihan ini kembali menegaskan masih lemahnya etika sebagian masyarakat Sabang dalam menjaga lingkungannya sendiri.
Sebagai kota wisata, seharusnya Sabang menjadi teladan, bukan justru memperlihatkan kebiasaan buang sampah sembarangan.
Hendrik mengimbau masyarakat agar lebih bijak dalam mengelola sampah. Ia juga mendorong panitia event ke depan lebih aktif mengingatkan peserta dan penonton agar tidak meninggalkan sampah.
“Event besar seperti karnaval ini rutin tiap tahun. Jadi, yang dibutuhkan bukan hanya kerja DLHK, tetapi juga kesadaran dan partisipasi masyarakat.
Kalau tidak ada perubahan sikap, sampah akan selalu jadi masalah,” katanya.
Baca juga: Jadwal Lengkap Khatib dan Imam Shalat Jumat di Sabang Hari Ini
DLHK Sabang berkomitmen memperkuat edukasi tentang pengurangan plastik sekali pakai, terutama bagi generasi muda.
Sebab tanpa kesadaran kolektif, Sabang sebagai kota wisata unggulan bisa kehilangan daya tariknya di mata dunia. (*)