Hasil pemantauan abrasi pantai memang terjadi akibat gelombang tinggi ketika cuaca ekstrim.
Langkah penangan telah dilakukan antara lain, koordinasi dengan pemerintah desa untuk imbau warga meningkatkan kewaspadaan serta menyiapkan tempat evakuasi bila diperlukan.
Langkah selanjutnya BPBD telah berkoordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) dan BNPB dalam rangka menyiapkan mitigasi dan usulan pembangunan pengaman pantai di Pulo Sarok.
"BPBD berkomitmen terus hadir di tengah masyarakat dalam penanggulangan bencana dan memastikan koordinasi lintas sektor berjalan baik," ujar Al Husni.
Sebelumnya Wakil Bupati Aceh Singkil, Hamzah Sulaiman, meninjau abrasi pantai Pulo Sarok, di Kecamatan Singkil, Senin (25/8/2025).
Ia datang di dampingi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Singkil Al Husni, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Erwin Syahputra dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Aceh Singkil, Surkani.
Ada dua titik yang ditinjau Hamzah Sulaiman.
Pertama kawasan Wisata Danau Belibis.
Di kawasan itu pondok wisata serta rumah H Ismail (76) hancur dihantam ombak.
Lokasi lainnya yang ditinjau bibir pantai di belakang rumah warga yang berjarak sekitar 100 meter dari Wisata Danau Belibis ke sebelah Timur.
Di lokasi Hamzah, menyatakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, memberikan perhatian serius terhadap persoalan abrasi di pantai Pulo Sarok.
"Insya Allah tahun 2025 sudah dibangun tanggul," kata Hamzah.
H Ismail yang rumahnya hancur diterjang ombak meminta pembangunan tanggul bisa segara dilaksanakan, sebelum kerusakan bertambah parah.
Ia juga berharap, pembangunan tanggul dapat berlanjut hingga ke pelabuhan Syahbandar sepanjang 600 meter.
Sementara itu ratusan meter daratan Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil, telah berubah jadi lautan.