Oleh Ahmad Humam Hamid*)
Di Aceh, bulan Agustus sedikit berbeda dari provinsi lain.
Energi daerah tidak hanya dicurahkan untuk peringatan hari kemerdekaan saja.
Pada saat yang sama, Aceh juga sibuk dengan perayaan atau peringatan hari damai Aceh, 15 Agustus yang dimulai pada 2005.
Yang dimaksud adalah penandatanganan MoU Helsinki di Finlandia.
Untuk kedua peristiwa itu, satu hal yang tak bisa dipisahkan, yakni keberadaan dan keberanjutan generasi penerus.
Uniknya, tanggal yang berbeda pada bulan yang sama, 12 Agustus adalah Hari Remaja Internasional.
Dari ketiga tanggal dan peristiwa itu ada satu pesan dan bahkan missi yang solid dan melekat.
Kemerdekaan yang telah diperjuangkan dan berhasil 80 tahun yang lalu mesti diisi dan diteruskan.
Tujuan cita cita kemerdekaan, adil makmur untuk seluruh rakyat Indonesia adalah perjuangan tak pernah padam.
Dan ini adalah soal berkelanjutan antar generasi yang tak pernah henti.
Di Aceh disrupsi lebih dari tigapuluh tahun akibat konflik antara Aceh dengan pemerintah pusat telah diakhiri dengan damai.
Peristiwa damai itu ditabalkan dengan kesepakatan Otonomi khusus untuk Aceh.
Untuk kedua peristiwa itu, berikut dengan misinya, peran generasi mudalah pada akhirya yang akan sangat menentukan, baik dalam mencapai cita cita kemerdekaan, maupun dalam memelihara perdamaian.
Di banyak tempat di Indonesia, peringatan hari remaja itu menjadi momen selebrasi--potong tumpeng, lomba orasi, unggahan instagram dan berbagai konten sosial media yang bertema anak muda.