SERAMBINEWS.COM - Kematian Brigadir Esco Faska Rely (29) yang ditemukan tewas dalam kondisi tak wajar pada Minggu (24/8/2025) sekitar pukul 11.30 WITA diduga ada kejanggalan.
Intel Polsek Sekotong, Polres Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu hilang sebelum ditemukan dalam kondisi tewas.
Esco terakhir pamit kerja kepada istrinya, Briptu Rizka Sintiyani, pada tanggal 13 Agustus 2025. Namun setelah itu dia tak kunjung pulang ke rumah.
Brigadir Esco hilang dari rumah sejak Selasa (19/8/2025) dan ditemukan tewas lima hari kemudian.
Esco kemudian ditemukan tewas di kebun yang berjarak 10 meter dari belakang rumahnya di Dusun Nyiur Lembang, Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar, pada Minggu (24/8).
Kondisi jasad terlentang di bawah pohon dengan leher terikat tali dan jasad membusuk.
Tidak ditemukan bagian tubuh yang hilang, namun wajah korban rusak dan sulit dikenali.
Hasil visum luar menunjukkan adanya luka hantaman benda tumpul pada tubuh korban..
Penyebab kematian belum terungkap karena menunggu hasil autopsi yang dilakukan di RS Bhayangkara Mataram.
Brigadir Esco berasal dari Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.
Ia menikah dengan anggota polisi wanita bernama Briptu Rizka Sintiyani yang kini bertugas sebagai Bhabinkamtibmas di Desa Lembar.
Dalam struktur kepangkatan Polri, Brigadir lebih tinggi daripada Bripda.
Mereka tinggal bersama kedua anak di Dusun Nyiur Lembang Dalem, Desa Jembatan Gantung.
Jarak rumah Brigadir Esco dengan kebun lokasi penemuan jasad hanya 10 meter.
Kebun tersebut milik warga dari luar desa dan jarang didatangi.
Baca juga: Fakta Brigadir Esco Faska Tewas di Lombok Barat: Leher Terjerat Tali hingga Istrinya Polwan Pingsan