Kesehatan
Bukan Karena Keramas, dr Boyke Ungkap Penyebab Kenapa Banyak Perempuan Pusing Saat Menstruasi
Banyak perempuan masih percaya bahwa keramas saat menstruasi bisa menyebabkan pusing atau masuk angin. Namun anggapan ini keliru.
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM – Banyak perempuan masih percaya bahwa keramas saat menstruasi bisa menyebabkan pusing atau masuk angin. Namun, kata dr Boyke, anggapan tersebut sebenarnya keliru.
Dokter kandungan sekaligus seksolog terkenal, dr Boyke Dian Nugraha, menjelaskan bahwa saat menstruasi perempuan justru dianjurkan untuk keramas, selain menjaga kebersihan bahkan mandi besar usai haid selesai, termasuk keramas, sebagaimana laki-laki mandi junub setelah mimpi basah atau onani.
“Menstruasi itu harus keramas. Kalau laki-laki setelah mimpi basah mandi junub, perempuan juga harus mandi besar atau hadas besar dengan cara dikeramas,” jelas dr Boyke dikutip dari TikTok Klinik Pasutri, Senin (13/10/2025).
Menurutnya, keluhan seperti pusing atau mudah masuk angin setelah menstruasi bukan disebabkan oleh keramas, melainkan karena kondisi tubuh yang sedang menurun, terutama pada perempuan dengan kadar Hb (hemoglobin) rendah atau anemia.
“Bukan karena keramasnya, tetapi karena darah yang keluar. Apalagi pada orang-orang yang anemia. Makanya saat menstruasi kamu mesti banyak makan sayur bayam. Kalau perlu juga makan ati ayam supaya Hb tetap baik,” lanjutnya.
Kata dr Boyke, perempuan yang kurus dan memiliki Hb rendah lebih rentan mengalami pusing atau meriang saat atau setelah menstruasi.
Baca juga: Keluar Darah Saat Berhubungan Tanpa Rasa Sakit? dr Boyke: Waspada Postcoital Bleeding Kanker Serviks
Untuk mengatasinya, ia menyarankan agar asupan zat besi diperbanyak, baik melalui makanan bergizi maupun suplemen.
“Pil zat besi boleh ditambahkan bagi mereka yang sering pusing saat haid,” ujar dr Boyke.
Dengan demikian, mandi dan keramas saat menstruasi tidak hanya aman, tetapi juga merupakan bagian dari menjaga kebersihan tubuh dan ibadah. Yang lebih penting adalah memperhatikan asupan gizi agar daya tahan tubuh tetap prima selama periode menstruasi.
Anak SD Sudah Menstruasi, dr Boyke Ungkap Tiga Pemicunya, Orangtua Bersiap Ajarkan Edukasi Seksual!
Fenomena anak perempuan mengalami menstruasi di usia yang semakin muda kini menjadi perhatian serius para orangtua dan tenaga pendidik.
Jika dulu menstruasi pertama terjadi di usia 13–14 tahun saat duduk di bangku SMP, kini banyak anak SD yang sudah mengalaminya di usia 9–11 tahun.
Dokter spesialis kesehatan reproduksi, dr Boyke Dian Nugraha dalam video unggahannya di Instagram mengungkapkan bahwa ada beberapa faktor utama yang menyebabkan anak-anak zaman sekarang mengalami pubertas lebih dini.
Baca juga: Anak SD Sudah Menstruasi, dr Boyke Ungkap Tiga Pemicunya, Orangtua Bersiap Ajarkan Edukasi Seksual!
dr Boyke bahkan membenarkan, menstruasi di zaman sekarang ini terjadi cepat pada anak perempuan.
"Usia idela mentruasi sekarang ini makin muda ya, zaman saya dulu waktu SMP kelas 1/2, usia 13-14 tahun," katanya.
Menurut dr Boyke, peningkatan kualitas gizi menjadi pemicu utama percepatan menstruasi pada anak perempuan.
“Gizi kita sekarang jauh lebih baik. Anak-anak makan lebih teratur, asupan protein lebih tinggi, dan kondisi kemakmuran juga meningkat,” ujarnya.
Gizi yang baik mempercepat pertumbuhan fisik dan hormonal, termasuk pematangan sistem reproduksi.
Hal ini membuat anak perempuan mengalami menstruasi lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya.
Baca juga: Remaja Harus Tau! Dr Boyke Ungkap Bahaya Nonton Pornografi: Otak ‘Lemot’, Sulit Buat Rencana Hidup
Selain gizi, dr Boyke menyoroti pengaruh media yang semakin terbuka dan merangsang.
“Anak-anak sekarang sering melihat gambar laki-laki tanpa baju, model dengan pakaian minim, atau adegan romantis di film dan media sosial. Itu semua bisa merangsang otak mereka berkembang lebih cepat,” jelasnya.
Paparan konten sensual, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat memicu ketertarikan seksual dan mempercepat proses pubertas.
Bahkan interaksi antar lawan jenis yang ditampilkan dalam film remaja bisa memengaruhi psikologis anak.
dr Boyke juga menyoroti perubahan budaya yang kini lebih terbuka terhadap isu seksualitas.
“Kalau dulu tabu, sekarang anak bisa tanya langsung ke orangtua atau cari tahu sendiri. Tapi kalau tidak diberi pendidikan seks yang benar, mereka bisa salah arah,” tegasnya.
Ia mengingatkan bahwa anak-anak yang sudah menstruasi secara biologis sudah matang, namun secara mental belum tentu siap.
Tanpa edukasi seksual yang tepat, mereka bisa terjebak dalam perilaku berisiko seperti seks bebas.
dr Boyke mengimbau para orangtua untuk aktif memberikan edukasi seksual sejak dini.
“Kalau anak tidak tahu, mereka seperti orang buta yang berjalan. Bisa jatuh dan terjerumus,” katanya.
Edukasi seksual bukan berarti mengajarkan seks, melainkan memberi pemahaman tentang tubuh, batasan, dan tanggung jawab.
Dengan penjelasan yang sesuai usia, anak akan lebih siap menghadapi perubahan tubuh dan lingkungan sosialnya. (Serambinews.com/Firdha)
Dr Zaidul Akbar Ungkap Cara Detoks Kulit Alami, Cukup 3 Bahan Dapur Berendam 20 Menit Seminggu |
![]() |
---|
Cukup 30 Menit Sehari, Dr Zaidul Akbar Ungkap Formula “3-3-30” untuk Kuatkan Jantung |
![]() |
---|
Keluar Darah Saat Berhubungan Tanpa Rasa Sakit? dr Boyke: Waspada Postcoital Bleeding Kanker Serviks |
![]() |
---|
Dr Zaidul Akbar Ungkap Khasiat Ketumbar: Bantu Atasi Kolesterol hingga Uban Bisa Hitam Lagi |
![]() |
---|
Jangan Remehkan Asap Rokok! Ini 4 Fakta Mengejutkan soal Rokok dan Serangan Jantung |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.