Kesehatan

Suka Ngemil Karbo Saat Galau? dr Zaidul Akbar: Itu Bukan Lapar, Tapi Tanda Tubuh Stres

Namun menurut dr Zaidul Akbar, kebiasaan ini bukan sekadar lapar, melainkan sinyal bahwa tubuh sedang mengalami stres.

Penulis: Firdha Ustin | Editor: Nurul Hayati
YouTube Zaidul Akbar Official
dr Zaidul Akbar menjelaskan, seseorang yang terus-menerus makan karbohidrat biasanya sedang mengalami tekanan emosional. 

SERAMBINEWS.COM - Saat suasana hati sedang kacau, sebagian orang sering mencari pelarian dengan makan. Entah itu nasi, mie, roti, gorengan, atau makanan manis, semuanya terasa menenangkan sejenak.

Namun menurut dr Zaidul Akbar, kebiasaan ini bukan sekadar lapar, melainkan sinyal bahwa tubuh sedang mengalami stres.

“Setiap perubahan keadaan emosi seseorang itu pasti akan ada sesuatu yang dia rasakan, dan itu sangat berkaitan dengan makanan yang dia konsumsi,” ujar dr Zaidul Akbar dalam sebuah video yang ia bagikan, dikutip Kamis (6/11/2025).

Tubuh Stres, Karbohidrat Jadi Pelarian

dr Zaidul Akbar menjelaskan, seseorang yang terus-menerus makan karbohidrat biasanya sedang mengalami tekanan emosional.

“Sebenarnya tubuhnya sedang stres. Karena karbohidrat adalah fast instant energy yang sangat baik untuk memberikan tenaga,” katanya.

Namun, jika kebiasaan itu terjadi terus-menerus, tandanya seseorang sedang berlari dari masalah. Ia menambahkan, “Kalau terus-menerus berarti dia sedang menghindar atau sedang berlari dari keadaan yang memerlukan tenaga besar.”

Baca juga: dr Zaidul Akbar Ungkap Jam Tidur Terbaik agar Lemak Terbakar Alami Saat Malam Hari

Menurutnya, orang yang mau menghadapi dan menata emosinya justru akan mengalami perubahan dalam pola makannya.

“Kalau dia mau melawan atau bangkit, dia belajar menata emosi, maka karakter makanannya pun akan berubah,” jelasnya.

Lambung dan Emosi Saling Terhubung

dr Zaidul Akbar juga menekankan bahwa kondisi lambung seseorang sangat erat kaitannya dengan emosi.

“Itu sebabnya lambung itu akan sangat berhubungan dengan keadaan emosional seseorang,” ujarnya.

Ketika seseorang terus berada dalam kondisi stres dan enggan menghadapi sumber masalahnya, tubuh pun ikut menderita.

“Tubuh akan terus-menerus berada pada kondisi stres, dan akhirnya yang jadi korban adalah perlambungan,” tambahnya.

Baca juga: Musim Flu, dr Zaidul Akbar Bagikan Resep Imun Booster, Cuma Modal 3 Bumbu Dapur Jadi Minuman Sehat

Dalam penjelasan di akun Instagram-nya, dr Zaidul Akbar mengungkapkan konsep fight or flight dalam menghadapi stres.

“Kalo lagi nggak enak hati atau emosinya nggak bagus, kita punya dua pilihan: fight atau flight,” tulisnya.

Fight berarti melawan dan mengendalikan emosi negatif sehingga kita bisa bangkit lagi.

Sedangkan flight berarti berlari dari keadaan atau emosi itu, yang akhirnya membuat tubuh membutuhkan energi lebih banyak dan membuat seseorang makan berlebihan.

“Pilihannya ada di kita, mau diri kita yang mengendalikan emosi, atau emosi yang mengendalikan diri kita,” tegasnya.

Jika emosi yang menguasai, masalah tidak akan selesai, dan pada akhirnya tubuh sendirilah yang menanggung dampaknya.

Menutup penjelasannya, dr Zaidul Akbar mengingatkan bahwa banyak ketakutan yang sebenarnya hanya ilusi pikiran.

“Banyak sekali ketakutan yang dirasakan seseorang itu justru malah seringkali tidak terbukti, dan hanya sekadar ketakutan saja,” ujarnya.

Menurutnya, ketakutan sejati seharusnya hanya kepada Allah dan kehidupan akhirat. Dengan begitu, seseorang bisa lebih tenang dalam menghadapi stres, tanpa harus melampiaskannya lewat makanan.

(Serambinews.com/Firdha)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved