Berita Aceh Singkil

Meski Jadi Potensi Unggulan, Pariwisata di Aceh Singkil Masih Minim Hasilkan PAD 

Bukan tanpa alasan, kabupaten di batas Samudera Hindia itu memiliki atraksi wisata lengkap. 

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
PANTAI CEMARA INDAH - Pintu gerbang masuk objek wisata Pantai Cemara Indah Gosong Telaga, di Kecamatan Singkil Utara, Kabupaten Aceh Singkil. Destinasi wisata itu menjadi penyumbang pendapatan asli daerah, Senin (1/9/2025). 

Bukan tanpa alasan, kabupaten di batas Samudera Hindia itu memiliki atraksi wisata lengkap. 

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Pariwisata merupakan potensi unggulan Kabupaten Aceh Singkil

Bukan tanpa alasan, kabupaten di batas Samudera Hindia itu memiliki atraksi wisata lengkap. 

Mulai dari atraksi wisata bahari Kepulauan Banyak, Rawa Singkil, budaya, wisata sejarah Singkil Lama, wisata religi makam Kilangan dan wisata air terjun. 

Puluhan ribu wisatawan lokal, nusantara serta asing datang setiap tahun. 

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, selalu menempatkan pariwisata dalam top three (tiga teratas) potensi unggulan. 

Dua potensi lainnya yaitu perkebunan kelapa sawit dan perikanan tangkap serta budidaya. 

Baca juga: Pencurian Sawit Resahkan Warga, Kapolres Aceh Singkil: PMKS Jangan Beli TBS Curian 

Berdasarkan data Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Singkil, jumlah kunjungan wisatawan pernah mencapai 126 ribu orang pada tahun 2022.

Sayangnya walau merupakan potensi unggulan, pariwisata masih minim sumbangkan pendapat asli daerah (PAD). 

Dari sekian banyak potensi, ternyata baru dua destinasi wisata yang sumbangkan pendapatan asli daerah (PAD). 

Kedua-duanya berada di wilayah Kecamatan Singkil Utara.

Dua destinasi wisata itu adalah objek wisata Pantai Cemara Indah (PCI) Gosong Telaga dan Wisata Danau Anak Laut di Gosong Telaga Barat. 

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Singkil, Ir Muzni, saat dikonfirmasi membenarkan sejauh ini baru dua destinasi wisata yang sumbangan PAD.

Baca juga: Bupati Aceh Singkil Terima Anugerah Serambi Ekraf Awards 2025, Ini Kategorinya 

PCI Gosong Telaga sumbangan PAD Rp 200 juta per tahun. 

Sedangkan Wisata Danau Anak Laut sumbangkan PAD sebesar Rp 15 juta per tahun. 

"Baru dua yang menghasilkan PAD, yaitu PCI dan Wisata Danau Anak Laut," kata Muzni, Senin (1/9/2025).

Sementara untuk destinasi lain seperti Ujung Lolok di Kecamatan Pulau Banyak Barat, yang memiliki potensi sangat besar sumbangkan PAD, masih dalam proses penggarapan. 

Menurut Muzni, dirinya sudah menyiapkan perencanaan agar Ujung Lolok, bisa menghasilkan PAD

Hanya saja masih ada kendala. "Kami coba cari alternatif lain," ujar Muzni. 

Baca juga: Miris! Hanya Dua Destinasi Wisata di Aceh Singkil Sudah Sumbang PAD 

Ujung Lolok merupakan spot selancar yang dimiliki Kabupaten Aceh Singkil

Letaknya di Kecamatan Pulau Banyak Barat, sekitar 2 jam pelayaran menggunakan speedboat dari Singkil, ibu kota Kabupaten Aceh Singkil

Periode ombak terbaik di Ujung Lolok, antara Mei sampai Oktober. 

"Waktu terbaik berselancar di Ujung Lolok mulai Mei sampai bulan sepuluh," kata Mawardi Camat Pulau Banyak Barat.

Ujung Lolok memiliki ombak yang dapat membangkitkan birahi peselancar. 

Baik peselancar profesinal maupun pemula.  Ujung Lolok, cocok untuk peselancar pemula, karena gulungan ombak saat memecah masuk ke teluk dangkal, sehingga risiko terseret ke laut lepas bisa dihindari.

Baca juga: Hujan Ringan Akhiri Kekeringan Aceh Singkil 

Tak mengherankan jika peselancar Eropa, Australia, Asia Selatan, Amerika dan Amerika Latin, acap datang untuk menaklukan ombak Ujung Lolok.

Di Ujung Lolok telah tersedia resort yang menyewakan perlengkapan berselancar, kamar penginapan serta restoran.

Sehingga peselancar tidak perlu repot membawa perlengkapan.

Peselancar mayoritas masuk Ujung Lolok, melalui jalur laut dengan naik kapal-kapal pesiar. 

Kondisi itu terlihat ketika berkunjung ke Ujung Lolok. 

Sementara yang melalui jalur daratan Singkil, biasanya diantar pemandu lokal selanjutnya nginap di resort yang ada di Ujung Lolok.

Banyaknya peselancar datang ke Ujung Lolok, melalui jalur laut dengan kapal pesiar, bisa menjadi peluang bagi Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Singkil, untuk mendapatkan pendapatan asli daerah. 

Tahun 2020 lalu, pelaku usaha kapal pesiar dari empat negara melakukan pertemuan dengan Pemkab Aceh Singkil

Pengusaha tersebut masing-masing Pier asal Francis, Suzuki asal Jepang, Markus asal Australia dan Yojin asal Inggris.

Pengusaha kapal pesiar itu, setiap tahun membawa wisatawan untuk melakukan surfing di Ujung Lolok. 

Dalam pertemuan tersebut pengusaha kapal pesiar menyatakan komitmen memberikan retribusi kepada Pemkab Aceh Singkil, sesuai ketentuan. 

Hanya saja mereka meminta di lokasi tersedia fasilitas pendukung. Seperti fasilitas kesehatan, keamanan, layanan internet dan telepon.

Nahas pandemi Covid-19 membuyarkan rencana tersebut. 

Begitu pun ketika industri pariwisata kembali pulih rencana bisnis tersebut belum tersentuh lagi.
 
Di Kabupaten Aceh Singkil, ada dua potensi pariwisata yang dapat dikapitalisasi menjadi multiplier effect (efek berganda) pertumbuhan ekonomi, yaitu rawa Singkil dan gugusan Kepulauan Banyak.

Langkahnya dengan memperbaiki konektivitas Aceh Singkil dengan Sumatera Utara, sebagai pintu gerbang utama masuknya wisatawan. 

Terbangunnya konektivitas sekaligus wujudkan wacana Aceh Singkil, menjadi penyangga destinasi wisata super prioritas Danau Toba.

Berikutnya mengemas promosi wisata rawa Singkil dan Kepulauan Banyak, secara efektif dan efisien. 

Dengan memanfaatkan media sosial dan media arus utama untuk diviralkan.

Viral menjadi kata kunci pada era masa kini. Manakala objek wisata yang dimiliki Aceh Singkil viral, dipastikan kebanjiran wisatawan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved