Liputan Eksklusif Aceh
Ini Langkah Dinkes Aceh Singkil Tangani DBD dan Imbauan kepada Warga
Data Dinas Kesehatan Aceh Singkil, periode Januari hingga Agustus 2025 tercatat sudah ditemukan 108 kasus DBD.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Kemudian melakukan survei jentik nyamuk. Setelah jentik nyamuk ditemukan, maka melakukan pemberantasan sarang nyamuk.
"Saat PE petugas melakukan promosi kepada masyarakat dan menjelaskan kepada keluarga pasien agar bisa melakukan pemantauan jentik di setiap tempat penampungan air seperti tong penyimpanan air, bak mandi dan lain-lain," jelas Mursal.
Promosi yang dimaksud Mursal adalah promosi kesehatan, yakni proses yang dirancang untuk memberdayakan individu dan masyarakat agar dapat meningkatkan dan mempertahankan kesehatan.
Namun diakui pencegahan DBD tidak bisa dilakukan melalui tindakan reaktif. Melainkan sebaiknya-baiknya dengan tindakan preventif.
Sayangnya kesadaran masyarakat masih minim. "Masyarakat masih beranggapan dengan fogging masalah selesai, padahal tidak," kata Mursal.
Baca juga: DBD Mendera Aceh Singkil, Jumlah Kasus Naik 3 Kali Lipat
Pada bagian lain Mursal mengatakan, pihaknya mendapat dukungan dari Dinas Kesehatan Provinsi Aceh dalam penanganan DBD.
Hanya saja sekali lagi, pencegahan DBD tidak bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja. Tapi peran serta dan kesadaran masyarakat menjaga kebersihan lingkungan kunci utamanya.
Terkait hal itu Mursal berharap kepala desa bisa melaksana surat edaran Jumat bersih yang telah dikeluarkan Pemkab Aceh Singkil. Sebab kunci utama mencegah DBD menjaga kebersihan lingkungan.
"Kalau petugas kami, Insya Allah setiap Jumat melaksanakan gotong royong. Hanya saja tidak cukup harus ada keterlibatan bersama," ujarnya.
Mursal juga mengingatkan pentingnya melaksanakan program 3M secara rutin untuk mencegah jentik nyamuk berkembang biak, yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang atau menimbun barang bekas. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.