Berita Aceh Singkil
Aksi Joget Mahasiswa Viral, Pimpinan STAISAR Aceh Singkil Minta Maaf, Komit Tegakan Syariat Islam
Terkait hal itu Ketua STAISAR Dr H Abi Hasan, SSosI, MH, MAg, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh Singkil.
Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
Terkait hal itu Ketua STAISAR Dr H Abi Hasan, SSosI, MH, MAg, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh Singkil.
Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil
SERAMBINEWS.COM, SINGKIL - Viral aksi joget mahasiswi dan mahasiswa sambil membelakangi Forkopimda Aceh Singkil, yang duduk di lantai mendengarkan orasi demonstran di Gedung DPRK setempat di Kampung Baru, Singkil Utara, Kamis (4/9/2025) viral.
Demonstran tersebut merupakan gabungan aliansi mahasiswa. Namun didominasi mahasiswa dan mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Agama Islam Syekh Abdurrauf (STAISAR).
Hal itu terlihat dari jaket almamater kampus yang dipakainya.
Terkait hal itu Ketua STAISAR Dr H Abi Hasan, SSosI, MH, MAg, menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh Singkil.
"Kami memohon maaf atas kejadian tersebut," kata ulama Aceh Singkil itu, dalam keterangan tertulis, Minggu (7/9/2025).
Pimpinan dayah Babussalam Batu Korong, salah satu dayah terkemuka di Aceh Singkil itu mengatakan pihaknya mendukung aksi demontrasi sebagai bentuk kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah.
Baca juga: VIDEO - Mahasiswa & Dosen STAISAR Tuntut 4 Pulau di Aceh Singkil Dikembalikan
Namun mesti disampaikan dengan cara yang sesuai dengan syariat Islam.
Pernyataan Abi Hasan, soal dukungannya terhadap penyampaian pendapat di muka umum bukan hanya kata-kata.
Ia pernah hadir langsung di tengah massa, ketika unjuk rasa penolakan empat pulau Aceh berpindah administrasi ke Sumatera Utara, pada 16 Juni 2025 lalu.
Bahkan dirinya memimpin penandatanganan petisi penolakan.
Menurut Abi Hasan dalam rangka menegakkan nilai-nilai syariat Islam di Kabupaten Aceh Singkil, pihaknya menyampaikan sikap tegas terkait aksi joget mahasiswa saat demonstrasi di halam gedung DPRK Aceh Singkil.
Sebab aksi tersebut menurutnya tidak sejalan dengan prinsip-prinsip syariat Islam yang menjadi landasan utama kampus.
Baca juga: Laras dan Figha Ditangkap Terkait Demo, Bagaimana Nasib Salsa Jika Bukan Tinggal di Luar Negeri?
Meskipun menyayangkan aksi joget tersebut, Dr Abi Hasan mengapresiasi semangat mahasiswa dalam melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah.
"Kami mengapresiasi semangat mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi dan melakukan kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah, karena hal ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang mendorong umatnya untuk amar makruf nahi munkar," kata Dr Abi Hasan.
Untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian mahasiswa STAISAR dalam menjalan syariat Islam, pihak kampus mengambil sejumlah langkah.
Antara lain melakukan pembinaan kepada mahasiswa yang terlibat dalam aksi joget tersebut.
Tujuannya meningkatkan pemahaman tentang nilai-nilai syariat Islam dan etika dalam menyampaikan aspirasi.
Kedua pelatihan kepemimpinan.
Baca juga: Demo Hari Ini, BEM SI Unjuk Rasa ke DPR/ MPR RI Usung 17+8 Tuntutan Rakyat
STAISAR akan melakukan pelatihan kepemimpinan mahasiswa, agar dapat menjadi pemimpin yang berintegritas dan memahami pentingnya menjaga nilai-nilai Islam dalam setiap aksi dan kegiatan.
"Seluruh mahasiswa yang ikut serta dalam aksi tersebut akan dipanggil untuk diberikan pembinaan dan pelatihan, sebagai upaya preventif agar kejadian serupa tidak terjadi lagi," tukasnya.
Tokoh ulama Aceh Singkil itu, berharap ke depan STAISAR dapat menjadi contoh bagi masyarakat dalam menegakkan nilai-nilai syariat Islam.
Sambil tetap mendorong kesadaran dan kepedulian mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi serta kontrol sosial terhadap kebijakan pemerintah.
Sebelumnya aksi joget dalam unjuk rasa di gedung DPRK Aceh Singkil sambil membelakangi Forkopimda yang duduk di lantai mendengarkan aspirasi demonstran viral.
Lantaran dinilai kurang elok dan tidak mencerminkan syariat Islam. Lebih-lebih di antara Forkopimda ada ulama yang dihormati salah satunya Ketua Majelis Ulama Aceh Singkil, Roesman Hasmy.
Sehingga aksi joget itu menuai kritik di media sosial.
"Sebagai putra daerah asli Aceh Singkil, saya pikir kejadian seperti ini tidak harus menunggu dapat gelar DOKTORAL untuk menilai pantas atau tidaknya tindakan joget-joget di hadapan pimpinan ulama yang sangat kami hormati dan muliakan yakni Ketua MPU Aceh Singkil dan yang mulia Ketua Mahkamah Syar'iyah Singkil," kata Al Fianda di akun media sosial Facebooknya.
Ia mendukung aksi unjuk rasa, hanya saja disampaikan tanpa melupakan bumi Aceh, sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islami.
Kritik itu mendapat respon dari pengunjuk rasa, bahwa joget merupakan tindakan spontanitas sebagai bentuk kritik terhadap fungsi publik dan kebijakannya, bukan pada personal pejabat. (*)
| Sudah 35 Tahun Angku Tarlih Menjaga Pedang Panglima Kerajaan di Pulau Tungku |
|
|---|
| Hujan Terus Mengguyur, Banyak Lubang Jalan, Hati-hati Melintas ke Singkil |
|
|---|
| Sudah Tiga Hari Cuaca di Laut Aceh Singkil Buruk, Ikan di Pedagang Pinggir Jalan Kosong |
|
|---|
| Jalan Singkil-Subulussalam di Bulu Sema Bisa Dilintasi Lagi, Genangan Air Surut |
|
|---|
| Badai, Nelayan Aceh Singkil Libur Melaut |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.