Berita Banda Aceh

Dansat Brimob Polda Aceh Ajak Santri Lestarikan Adat Sebagai Pilar Pengabdian untuk Bangsa

Menurutnya, adat bukan sekadar tradisi, melainkan fondasi moral dan spiritual yang telah lama menjadi identitas masyarakat Aceh. 

Penulis: Indra Wijaya | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
SAWEU PESANTREN - Dansat Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Zuhdi Batubara memberikan sambutan kepada santri saat program 'Saweu Pesantren' di Dayah Budi Lamno, Aceh Jaya, Selasa (16/9/2025). 

Laporan Indra Wijaya | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Dalam rangka memperkuat peran generasi muda dalam menjaga warisan budaya dan nilai-nilai keislaman, Komandan Satuan (Dansat) Brimob Polda Aceh, Kombes Pol Zuhdi Batubara, SIK, MHan menggelar kunjungan inspiratif ke Dayah Budi Lamno, Aceh Jaya, Selasa (16/9/2025). 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program unggulan “Saweu Pesantren” yang bertujuan membangun sinergi antara aparat keamanan dan lembaga pendidikan Islam.

Dalam tausiah yang disampaikan kepada para santri, Kombes Zuhdi menekankan, pentingnya pelestarian adat dan budaya lokal Aceh yang berpijak pada syariat Islam. 

Menurutnya, adat bukan sekadar tradisi, melainkan fondasi moral dan spiritual yang telah lama menjadi identitas masyarakat Aceh. 

Ia mengingatkan bahwa adat Aceh memiliki akar yang kuat dalam nilai-nilai Islam.

Baca juga: Dansat Brimob Polda Aceh Ajak Siswa SMAN 10 Fajar Harapan tak Ikutan Buat Keresahan

Karena itu, harus dijaga agar tidak tergerus oleh pengaruh budaya asing yang bertentangan dengan Pancasila dan ajaran agama.

“Adat Aceh sejak dulu berlandaskan Islam. Filosofi kita jelas: Mate aneuk meupat jeurat, mate adat pat tamita," tutur dia.

Artinya, jika anak meninggal, masih bisa dibuatkan kubur, tetapi jika adat hilang, kita kehilangan arah,” ujar Zuhdi dengan penuh semangat.

Ia juga mengangkat kembali empat pilar kepemimpinan tradisional Aceh yang menjadi simbol harmoni antara adat dan syariat, yakni:

Adat bak Po Teumeureuhom – mencerminkan kebijaksanaan pemimpin dalam menjaga tradisi.

Hukum bak Syiah Kuala – menegaskan supremasi hukum Islam dalam kehidupan masyarakat.

Qanun bak Putroe Phang – menggambarkan peran perempuan dalam tatanan sosial dan pemerintahan.

Reusam bak Laksamana – menunjukkan pentingnya disiplin dan strategi dalam menjaga kedaulatan.

Baca juga: Kunjungi Batalyon C Pelopor di Nagan Raya, Ini Pesan Dansat Brimob Polda Aceh ke Personel

Nilai-nilai tersebut, menurut Zuhdi, harus menjadi pedoman para santri dalam mengisi kemerdekaan dan membangun masa depan bangsa, sebagaimana semangat yang terkandung dalam Sumpah Pemuda tahun 1928.

Lebih jauh, ia mengingatkan, para santri agar menjadikan masjid sebagai pusat komunikasi spiritual dan sosial.

Serta menjauhi berbagai ancaman yang mengintai generasi muda saat ini, seperti penyalahgunaan narkoba, radikalisme, HIV/AIDS, dan pergaulan bebas. 

Ia menegaskan bahwa menjaga moral dan keamanan adalah tanggung jawab bersama, bukan hanya tugas aparat kepolisian.

“Kami berharap para santri menjadi benteng moral bangsa. Jagalah budaya Aceh yang Islami, dukung aparat keamanan, karena menjaga keamanan bukan hanya tugas polisi, melainkan tanggung jawab kita bersama,” tukasnya.

Kunjungan tersebut tidak hanya diisi dengan tausiah dan dialog, tetapi juga dengan kegiatan ziarah ke makam Tgk Ibrahim, pendiri Dayah Budi Lamno, sebagai bentuk penghormatan terhadap tokoh pendidikan Islam di Aceh. 

Rombongan yang terdiri dari Danden Gegana Satbrimob Polda Aceh, Kompol Akmal, SE, MM, Danyon C Pelopor, Kompol Usman, SE, MM, serta sejumlah perwira lainnya, juga menyempatkan diri berziarah ke Makam Sultan Aceh, Alaidinsyah Ayat Syah, yang dikenal sebagai Po Teumeureuhom, simbol kepemimpinan adat Aceh.

Tak hanya itu, Kombes Zuhdi juga bersilaturahmi dengan Nyak Sandang, tokoh sejarah yang dikenal sebagai penyumbang terbesar dalam pembelian pesawat Seulawah RI-01 dan RI-02 pada tahun 1948, sebuah kontribusi monumental dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Di akhir kunjungannya, Kombes Zuhdi menyampaikan, harapan besar agar generasi muda Aceh, khususnya para santri terus menjaga warisan adat, memperdalam ilmu, dan berperan aktif dalam menjaga keamanan demi mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045.

“Insya Allah, dengan menjaga adat, ilmu, dan keamanan, kita dapat bersama-sama menuju Indonesia Emas 2045,” tutupnya.(*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved