Berita Aceh Barat

Air Mata Juru Parkir Nek Rumisah Dipanggil ke Tanah Suci Melalui Hadiah Umrah PT Mifa

Suaranya bergetar ketika mengucapkan, “Nek Rumisah, insyaallah akan kami berangkatkan ke Tanah Suci untuk umrah.”

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Muhammad Hadi
Foto dok PT Mifa
Rumisah (memakai rompi) saat ditemui Division Head CSR PT Mifa Bersaudara Tengku Kaddhafi di Jalan Teuku Umar Meulaboh, Aceh Barat, Senin (25/9/2025). 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

SERAMBINEWS.COM, MEULABOH – Di sudut sibuk Jalan Teuku Umar, Meulaboh, sosok perempuan tua itu nyaris luput dari perhatian. 

Tubuhnya yang renta dibalut rompi oranye pudar, topi bertuliskan "parkir" bertengger di kepalanya yang mulai beruban.

Setiap hari, sejak pukul sembilan pagi hingga menjelang petang, Rumisah berdiri tegak di sana, mengatur kendaraan yang keluar masuk, berharap hari itu ada rezeki yang cukup untuk menyambung hidup.

Tak banyak yang tahu, dari pekerjaannya sebagai juru parkir, perempuan berusia 68 tahun ini hanya membawa pulang sekitar Rp50 ribu per hari. 

Cukup untuk makan dan bertahan hidup. Tak ada pensiun. Tak ada tunjangan. 

Hanya doa yang tak putus-putus ia panjatkan, agar tetap diberi kekuatan dan kesehatan.

Baca juga: Profil Mochamad Irfan Yusuf Bakal Jadi Menteri Haji dan Umrah, Politisi Partai Gerindra

Namun, Senin (25/9/2025) sore itu, langit Meulaboh seperti menyimpan kejutan besar untuknya. 

Di lokasi parkir tempatnya biasa berdiri, datanglah rombongan dari PT Mifa Bersaudara. 

Salah satunya Tengku Kaddhafi, Division Head CSR perusahaan tambang batu bara tersebut.

Tak lama berbincang, Kaddhafi menyampaikan kabar yang membuat langkah Rumisah terhenti.

 Suaranya bergetar ketika mengucapkan, “Nek Rumisah, insyaallah akan kami berangkatkan ke Tanah Suci untuk umrah.”

Seketika, tubuh ringkih itu gemetar. Rumisah menutup wajahnya dengan kedua tangan, air mata mengalir deras. 

Baca juga: Tangis Haru, Sekcam dan Ibu-ibu di Aceh Tamiang  Raih Umrah Gratis dari BTPN Syariah

Ia terisak, tak mampu berkata apa-apa, selain lirih mengucap, “Ya Allah, terima kasih.”

Di balik wajah tuanya, tersimpan harapan yang sudah lama ia pendam. 

Mimpi ke Tanah Suci, yang barangkali sudah tak lagi berani ia sebut dalam doa, kini menjadi nyata. 

Mengusah mata yang basah

Tak ada yang menyangka, dari tepi jalan tempatnya mencari nafkah, panggilan suci itu akhirnya datang.

Rekan-rekan sesama juru parkir yang menyaksikan momen itu pun ikut terharu. 

Sebagian dari mereka menunduk, mengusap mata yang basah.

Kaddhafi mengatakan, program ini merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan, yang tak hanya berfokus pada pembangunan fisik, tapi juga pada sisi kemanusiaan.

Baca juga: Begini Penjelasan PLN Aceh Terkait Pemberian Kompensasi Dampak Pemadaman Listrik

“Ini jalan dari Allah. Mudah-mudahan Nek Rumisah diberi kesehatan dan ibadahnya lancar,” tuturnya dengan penuh empati.

Rumisah mengangguk pelan, masih diliputi rasa tidak percaya. 

Hidup memang keras untuknya, tapi siang itu, di tepi jalan yang panas dan bising, Tuhan menunjukkan kasih-Nya lewat tangan manusia.

Bagi Rumisah, Meulaboh bukan hanya kota tempat ia bekerja. 

Di kota ini, ia menyaksikan sendiri bahwa keikhlasan, sekecil apa pun, tak pernah sia-sia. 

Dan bahwa harapan, sejauh apa pun tampaknya, tetap pantas untuk diperjuangkan.(sb)

Baca juga: Tiga Amalan Ringan Berpahala Haji dan Umrah, Ini Pesan Ustadz Gamal Achyar di Khutbah Jumat

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved