Berita Aceh Singkil

Lompong Sagu Antara Warisan Budaya Aceh Singkil dan Potensi Alam yang Terabaikan 

Kudapan itu terbuat dari tepung sagu dibungkus daun pisang dan dimasak dengan cara dipanggang.

Penulis: Dede Rosadi | Editor: Mursal Ismail
SERAMBINEWS.COM/DEDE ROSADI
LOMPONG SAGU - Lompong sagu makanan khas Aceh Singkil, terbuat dari tepung sagu yang dimasak dengan cara dipanggang, Kamis (2/10/2025). 

Kudapan itu terbuat dari tepung sagu dibungkus daun pisang dan dimasak dengan cara dipanggang.

Laporan Dede Rosadi I Aceh Singkil 

SERAMBINEWS.COM, ACEH SINGKIL - Lompong sagu adalah makan khas Aceh Singkil, yang diwariskan secara turun temurun. 

Kudapan itu terbuat dari tepung sagu dibungkus daun pisang dan dimasak dengan cara dipanggang.

Keberadaan makanan tersebut tak terlepas dari potensi alam berupa hamparan hutan sagu atau rumbia sebagai bahan baku membuat tepung sagu. 

Rumbia atau sagu tumbuh subur di daerah aliran sungai. Banyaknya tumbuhan dengan nama ilmiah metroxylon itu, hingga salah satu desa di Kecamatan Singkil, diberi nama Teluk Rumbia. 

Para orang tua zaman dulu yang mendiami daerah aliran sungai tempat rumbia tumbuh subur, mengolahnya menjadi tepung. 

Tepung sagu lantas dijadikan lompong sagu sebagai penganan istimewa yang disajikan dalam acara adat, hari besar keagamaan, bahkan menjadi kudapan kesukaan para raja Singkil. 

Baca juga: INFO CPNS 2026, Berikut Daftar Instansi Sepi Peminat CPNS Tahun Lalu, Berikut Syarat Pendaftaran

Medio tahun 90-an lompong sagu masih menjadi kudapan yang dijajakan di warung-warung kecil pinggir sungai.

"Tahun 90-an kalau mau ke hutan belantara bawa lompong sagu yang dijual," kata Ros perempuan lebih dari paruh baya menceritakan masa-masa ketika lompong sagu masih banyak dijajakan di daerah aliran sungai Singkil, Kamis (2/10/3025).

Sayang seiring perubahan zaman, memasuki tahun 2000-an lompong sagu sulit ditemukan. 

Warga yang ingin menikmatinya harus membuat sendiri. Kecuali bulan puasa banyak warga yang menjajakan lompong sagu sebagai penganan buka puasa. 

Pada bulan puasa lompong sagu dihargai Rp 5 ribu per tiga bungkus.

Bahan baku utama lompong sagu dari tepung sagu. Agar memiliki cita rasa tepung sagu dicampur gula dan garam. Setelah itu dibungkus daun pisang lalu dipanggang hingga matang. 

Baca juga: Di Kota Langsa, Mobil Berplat BK Diperkirakan Capai 70 Persen

Memanggang lompong sagu tidak sembarangan. Ada cara khusus, yaitu menggunakan sabut atau batok kelapa. Bahan bakar itu memberikan aroma khas. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved