Breaking News

Harga Kebutuhan Pangan di Pasar Aceh Tamiang Mulai Turun, Cabai Merah Rp 78 Ribu

Khairul, seorang pedagang yang telah lama berjualan di sana, menyebutkan bahwa harga cabai merah asal Medan turun ke kisaran Rp78.000 per kilogram

Penulis: Rahmad Wiguna | Editor: Ansari Hasyim
SERAMBINEWS.COM/RAHMAD WIGUNA
CABAI MAHAL - Harga cabai merah di Aceh Tamiang dikeluhkan masyarakat karena dinilai terlalu tinggi mencapai Rp80 ribu per kilogram, Sabtu (27/9/2025). 

Laporan Rahmad Wiguna | Aceh Tamiang

SERAMBINEWS.COM, KUALASIMPANG - Harga sayur mayur di pasar tradisional Aceh Tamiang menunjukkan pergerakan yang bervariasi pada akhir pekan ini, Minggu (5/10/2025).

Sejumlah komoditas utama mengalami penurunan ringan, mencerminkan tren pendinginan pasar pertanian di wilayah Sumatera bagian utara.

Di Pasar Pagi Kota Kualasimpang, para pedagang melaporkan adanya perubahan harga pada beberapa jenis cabai dan sayuran harian. 

Khairul, seorang pedagang yang telah lama berjualan di sana, menyebutkan bahwa harga cabai merah asal Medan turun ke kisaran Rp78.000 per kilogram, atau sedikit lebih rendah dibandingkan awal pekan.

“Beberapa hari ini harga cabai merah mulai menurun. Pasokan dari Medan stabil, jadi pasar agak tenang,” kata Khairul.

“Sementara untuk cabai hijau dan cabai rawit masih bertahan di sekitar Rp35.000 per kilogram.”

Menurut Khairul, sejumlah komoditas lain juga mengalami penyesuaian harga. Cabai caplak dijual pada harga Rp38.000 per kilogram, bawang merah di kisaran Rp35.000, dan bawang putih sedikit lebih rendah di Rp32.000.

Untuk komoditas hortikultura, tomat Berastagi dijual Rp12.000, sedangkan tomat asal Takengon lebih murah, yakni Rp8.000 per kilogram.

“Sayuran dari dataran tinggi seperti Berastagi dan Takengon itu sangat tergantung cuaca dan biaya angkutan,” jelas Khairul.

“Kalau cuaca bagus dan truk bisa jalan lancar, biasanya harga di pasar bawah turun sedikit.”

Sementara itu, harga kentang dan wortel relatif stabil masing-masing di Rp15.000 dan Rp14.000 per kilogram.

Komoditas timun menjadi yang paling terjangkau, bertahan di sekitar Rp6.000 per kilogram, yang menurut Khairul masih normal untuk awal Oktober.

Pengamat pasar di Aceh  menilai pola harga saat ini menunjukkan stabilitas jangka pendek, meski potensi gejolak tetap ada apabila hujan lebat mulai mengganggu rantai pasok dalam beberapa pekan ke depan.

Khairul menambahkan, aktivitas jual beli di pasar masih berjalan dalam tingkat sedang. 
“Orang belanja secukupnya saja, belum banyak yang menimbun. Sekarang masyarakat lebih hati-hati karena harga kebutuhan pokok lain seperti beras dan minyak masih tinggi,” ujarnya.

Hingga Minggu siang, pergerakan harga di Pasar Pagi Kualasimpang belum menimbulkan kekhawatiran di kalangan pedagang.

Namun, pemantauan tetap dilakukan karena pergantian musim menuju hujan diperkirakan akan memengaruhi pasokan dan biaya transportasi di wilayah Aceh Tamiang.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved