Berita Lhokseumawe

Dari Gadai Emas Ibu, Yani Jadi Pengusaha Wanita Sukses di Lhokseumawe

Tidak ingin berada di zona aman, maka tiga tahun kemudian, dia nekat menyewa toko di sebelahnya dan tetap menjual pakaian anak-anak

Penulis: Saiful Bahri | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/HO
Chuzaimah atau kerap disapa Yani Neo, pengusaha wanita dari Lhokseumawe 

Tidak ingin berada di zona aman, maka tiga tahun kemudian, dia nekat menyewa toko di sebelahnya dan tetap menjual pakaian anak-anak.

Lalu dua tahun kemudian, dia pun membuka toko tiga lantai di kawasan KP3 Lhokseumawe dan diberi nama Neo Z Kids.

Ketiga lantai toko di desian dengan indah dan ramah anak. Barang-barang pun standar premium, karena barang-barang dipasok dari Bangkok hingga Cina.

Omzetnya pun per harinya mencapai Rp 35 juta.

Lalu pada tahun 2015, dia membuka cabang di Banda Aceh, yakni di kawasan Lampineung.

Sehingga penghasilnya pun terus meningkat.

Baca juga: Kisah Sukses Adi Karnadi Jual Hewan Kurban, Pakai Jasa SPG Cantik nan Seksi: Ratusan Kambing Terjual

Namun saat Covid-19 melanda, omzet penjualan mulai menurun.

Hingga pada tahun 2022, dia pun mendirikan perusahaan EO dan memegang pekerjaan di Pertamina Zona 1 hingga tahun 2024.

"Usai covid -19, memang omzet penjualan pakaian secara offline mulai turun, karena banyak yang membelinya melalui online. Namun begitu, kedua galeri saya tetap nerjalan hingga kini," katanya.

Menampung tenaga kerja lokal

Tapi dengan kondisi ini, dia tidak menyerah. Usahanya pun terus dikembangkan ke sektor makanan dan minuman.

Dimulai dia berinvestasi atau pernyertaan modal ke sejumlah usaha.

Lalu pada Februari 2025 atau sekitar 8 bulan lalu dia membuka Restoran Nauba di Batoh Banda Aceh.

"Alhamdulilalh, omzetnya pun sangat fantastis," katanya.

Baca juga: Kisah Sukses Mooryati Soedibyo Pendiri Mustika Ratu, Mengawali Bisnis dengan Modal Rp25.000

Sehingga 26 September 2025, dia pun membuka kafe di kawasan Mon Geudong Lhokseumawe yang diberi nama Lumoa.

Meskipun baru soft launching, tiap hari, kafe ini dipenuhi pengunjung.

Jadi dari seluruh unit usahanya, setiap bulan Yani berhasil meraih keuntungan capai Rp 150 juta setiap bulannya.

Lalu dia pun yelah mampu menampung hampir 80 tenaga kerja lokal.

"Disamping saya berusaha mencari uang, saya juga ingin berbuat dengan bisa menampung tenaga kerja lokal," pungkas Yani.(*)

Baca juga: Dari Aceh ke Panggung Nasional: Kisah Ismail Rasyid Membangun Trans Continent

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved