Fenomena Pemasungan ODGJ

Puskesmas Peusangan Siblah Krueng Bireuen Deteksi Dini Gangguan Jiwa, Kembangkan Seuramo Sehat Jiwa

Penjemputan tersebut turut dihadiri Kepala UPTD Puskesmas Peusangan Siblah Krueng, Kabupaten Bireuen, dr Darmawanti MKM, bersama unsur terkait

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Mursal Ismail
Chat GPT
ILUSTRASI - Ilustrasi seorang petugas kesehatan mendampingi pasien dengan gangguan jiwa (ODGJ) saat menjalani perawatan yang dibuat menggunakan kecerdasan buatan atau AI Chat GPT, Kamis (9/10/2025). 

 Direktur RSUD dr Fauziah Bireuen, dr Mukhtar MARS, kepada Serambinews.com, Rabu (8/10/2025) mengatakan, layanan yang tersedia mencakup rawat jalan dan rawat inap bagi pasien gangguan jiwa.

“RSUD dr Fauziah memiliki pelayanan bagian jiwa, yakni Poli Jiwa dan Narkoba atau UPIP.

Untuk pasien rawat jalan, umumnya adalah pasien kontrol ulang dan pengobatan lanjutan. Obat bagi pasien gangguan jiwa tersedia memadai,” jelasnya.

Menurut dr Mukhtar, salah satu kendala utama dalam penanganan pasien gangguan jiwa, terutama yang masih dalam kondisi pasung, adalah kurangnya perhatian keluarga.

“Orang yang mengalami gangguan jiwa sering tidak menyadari bahwa dirinya sakit. Mereka enggan minum obat, bahkan menganggap orang lain yang sakit ketika disuruh minum obat,” ujarnya.

Karena itu, ia menekankan pentingnya dukungan keluarga dan masyarakat dalam proses penyembuhan pasien, termasuk mencegah tindakan yang dapat memperparah kondisi mereka.

“Anak-anak juga perlu diberi pemahaman agar tidak mengganggu pasien gangguan jiwa di jalan,” tambahnya.

Dua Dokter Spesialis Jiwa Layani Ratusan Pasien

Saat ini, RSUD dr Fauziah Bireuen memiliki dua dokter spesialis jiwa yang bertugas menangani berbagai jenis gangguan kejiwaan.

Setiap hari, jumlah pasien yang datang mencapai 40 hingga 50 orang, sebagian besar merupakan pasien kontrol yang telah menunjukkan kemajuan dan bisa hidup mandiri.

“Di Bireuen, jumlah orang dengan gangguan jiwa cukup banyak dan berobat setiap hari.

Berdasarkan hasil rapat di Banda Aceh beberapa waktu lalu, jumlah pasien gangguan jiwa mencapai sekitar 1.665 orang, namun yang tergolong sakit jiwa berat hanya sebagian kecil,” terang dr Mukhtar.

2026 Target Bebas Pasung

Terkait pasien yang masih dalam pasungan, menurutnya saat ini terdapat sekitar 12 orang, dan lima di antaranya sudah dibawa ke Banda Aceh untuk mendapatkan perawatan lanjutan.

“Harapan kami, tahun 2026 Bireuen dapat bebas pasung. Salah satu kunci utamanya adalah kepedulian keluarga dalam memastikan pasien rutin minum obat.

Bila tidak diawasi, banyak pasien yang justru membuang obat,” pungkasnya. (*)

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved