Fenomena Pemasungan ODGJ

Rektor UIA Sebut Pasien ODGJ Jadi Sasaran Bully, Minta Pemerintah Turunkan Psikolog

“Selama ini terkesan, ada orang lain sakit atau disebut ODGJ  selalu kita justifikasi, sehingga kadang-kadang orang yang punya beban, sehingga...

Penulis: Yusmandin Idris | Editor: Nurul Hayati
SERAMBINEWS.COM/ HO
Rektor UIA, Dr Nazaruddin MA. 

“Pemerintah punya psikolog yang seharusnya dalam kurun waktu tertentu menurunkan tim memberikan edukasi supaya masyarakat yang menghadapi berbagai situasi punya jalan keluar,” ujarnya.

Contohnya, ada orang banyak masalah dan ia tidak mengetahui masalah akan disampaikan kepada siapa, disampaikan kepada kawan takut di-bully, menyampaikan kepada keluarga akan lebih parah lagi.

Seharusnya pemerintah menyediakan konsultasi gratis, sehingga orang yang punya
masalah dan tidak mengetahui akan disampaikan kepada siapa ada lembaga yang dapat disampaikan.

“Selama ini yang saya tahu, pemerintah yang punya kewenangan itu belum terlihat langkahnya,” ujarnya.

Terkait informasi banyaknya pasien gangguan jiwa di Bireuen, dr Nazaruddin mengatakan, mungkin tingkat kesulitan di daerah berbeda-beda.

Dalam konteks luas, ada negara-negara yang kehidupannya bahagia di dunia.

Jadi, problematika yang dihadapi dalam kehidupan pada suatu daerah berbeda dan kadang-kadang menambah beban dan menjadi stress.

“Misalnya saat tidak ada uang sepeserpun dan duduk sendiri kita juga bisa stres, apalagi sudah berhari-hari ditambah beban keluarga dan lainnya tambah stres,” ujarnya.

Terhadap strategi dalam hal menangani dan mengurangi angka jumlah sakit, pemerintah bisa saja melibatkan
dayah, perguruan tinggi untuk menangani pada langkah awal sebagai pencegahan.

“Tahap pencegahan sangat penting, melalui edukasi, melihat persoalan yang timbul dalam masyarakat, saya pikir harus berpikir bersama menangani masalah orang “sakit,” ujarnya.(*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved