Banda Aceh

Bisnis Kuliner di Aceh Kian Tumbuh, Jadi Penopang Ekonomi

Salah satu sektor yang tumbuh pesat adalah industri kuliner, yang tidak hanya mencerminkan kekayaan cita rasa lokal, tetapi juga menjadi...

Penulis: Muhammad Nasir | Editor: Eddy Fitriadi
Foto/Aceh Tourism
MI LOBSTER - Mi Aceh Lobster menjadi salah satu kuliner Aceh. Bisnis Kuliner di Aceh Kian Tumbuh, Jadi Penopang Ekonomi. 

Selain itu, aksi boikot terhadap produk tertentu, yang melibatkan rantai pasok dan tenaga kerja lokal, turut memperburuk situasi. Produk-produk yang seharusnya memperkuat ekonomi daerah justru kesulitan bertahan di pasar. 

Tren pertumbuhan sektor kuliner dan meningkatnya minat investor menunjukkan bahwa strategi untuk memperkuat ekonomi Aceh tidak cukup hanya dengan menarik arus investasi baru. 

Tantangannya kini adalah memastikan agar investasi yang sudah berjalan  juga menciptakan manfaat nyata  bagi masyarakat lokal. 

Pemerintah daerah bersama pelaku usaha perlu membangun ekosistem ekonomi yang tidak sekedar berorientasi pada modal, namun juga memberdayakan pelaku lokal mulai dari UMKM, petani, hingga pemasok di rantai pasok industri. 

Dengan cara ini, pertumbuhan ekonomi tidak hanya terasa di pusat tetapi juga menjangkau lapisan masyarakat yang lebih luas. 

Peneliti ekonomi dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Yusuf Rendy Manilet, menilai kondisi ekonomi yang tidak stabil turut mempengaruhi perusahaan yang bergantung pada rantai pasok lokal. 

“Bagi perusahaan yang mengandalkan 70 persen pasokan dari pemasok lokal, situasi ini dapat sangat mempengaruhi kelangsungan operasional mereka,” ujarnya. 

Menurut Yusuf, hubungan erat antara perusahaan besar dan pemasok lokal sebenarnya memberi banyak manfaat, mulai dari pendapatan stabil bagi petani dan pelaku UMKM, transfer teknologi, hingga perluasan pasar. Namun, ia menekankan bahwa keberlanjutan hubungan ini bergantung pada dukungan pasar domestik. 

“Perusahaan besar dengan rantai pasok lokal berperan penting dalam menciptakan lapangan kerja domestik, mengurangi ketergantungan impor, dan menjaga perputaran ekonomi di dalam negeri. Tapi hal ini hanya bisa bertahan jika pasar domestik memberikan dukungan yang cukup,” tambahnya.  

Ia juga mengingatkan pentingnya kesadaran masyarakat untuk mendukung produk perusahaan yang memiliki rantai pasok lokal agar ekosistem ekonomi daerah tetap hidup.(*)

 

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved