Pemuda Aceh Tewas Dikeroyok di Sibolga

Reaksi Keras Azhari Cagee Tanggapi Pemuda Aceh Dibunuh di Masjid Sibolga: Nyawa Dibayar dengan Nyawa

Anggota DPD RI, Azhari Cagee mengecam keras pembunuhan pemuda Aceh di Masjid Sibolga dan minta pelaku dihukum setimpal.

Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Saifullah
Serambinews.com/HO
NYAWA DIBAYAR NYAWA - Anggota DPD RI asal Aceh, Azhari Cagee mengecam keras kasus pengeroyokan pemuda Aceh di Masjid Agung Sibolga, Sumut pada Jumat (31/10/2025) dini hari WIB, hingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Ia meminta pelaku dihukum berat, bahkan ingin nyawa harus dibayar nyawa. 

Ringkasan Berita:
  • Anggota DPD RI Azhari Cagee mengecam keras pembunuhan pemuda Aceh di Masjid Sibolga dan minta pelaku dihukum setimpal. 
  • Ia menegaskan masjid adalah milik umat Islam bersama dan harus tetap terbuka bagi siapa pun. 
  • Azhari juga mendorong Kemenag dan MUI menjaga keamanan masjid serta menyoroti konflik sosial antara Aceh dan Sumut.

 

Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rianza Alfandi | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Anggota DPD RI asal Aceh, Azhari Cagee mengecam keras kematian seorang pemuda asal Simeulue yang dikeroyok hingga meninggal saat menumpang tidur di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara (Sumut) pada Jumat (31/10/2025) dini hari WIB. 

Ketua Ikatan Keluarga Besar Alumni Universitas Malikussaleh (IKA Unimal) itu juga mengutuk tindakan biadab tersebut. 

Ia menegaskan, bahwa pelaku perbuatan zalim itu harus dihukum dengan tegas. 

“Agar hal serupa tidak terjadi di daerah-daerah yang lain, maka kita meminta agar pelaku dihukum dengan tegas,” tukasnya. 

“Tindakan yang menghilangkan nyawa maka harus dibayar dengan nyawa, harus setimpal,” tegas Azhari Cage kepada Serambinews.com, Senin (3/11/2025).

Azhari menekankan, bahwa masjid adalah rumah ibadah milik umat Islam.

Baca juga: Komisi I DPRA Kecam Pengeroyokan Pemuda Aceh di Masjid Sibolga: Penjahat Saja tak Boleh Dihakimi

Sehingga semua umat Islam dapat menggunakannya bersama.

“Karena masjid bukan rumah pribadi, maka siapa pun berhak menumpang, bahkan sekadar beristirahat atau menggunakan fasilitas seperti toilet,” tandasnya.

“Kalau misalnya masjid tidak bisa digunakan oleh umat, bukan masjid lagi namanya,” tutur Azhari Cagee. 

“Jadi kita tekankan kalau namanya masjid itu berarti milik umat Islam bersama, walaupun dan dimanapun dia berada,” terang dia.

Untuk itu, Senator asal Aceh ini menyoroti perlunya peran Kementerian Agama (Kemenag) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memastikan bahwa masjid tetap aman dan terbuka bagi seluruh umat Islam.

“Kita mengharapkan agar Kementerian Agama dan juga Majelis Ulama Indonesia mengambil peran tentang hal ini agar tidak kembali terjadi hal-hal seperti di Sibolga di tempat lain,” ungkapnya. 

Baca juga: Tegas! Nasir Djamil Sebut Pengeroyokan Pemuda Simeulue di Masjid Sibolga bukan Konflik Aceh Vs Sumut

Konflik Aceh-Sumut

Di sisi lain, Azhari mengungkapkan, keheranannya terhadap serangkaian konflik yang terjadi antara Aceh dan Medan beberapa waktu terakhir.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved