Berita Aceh Besar
Bullying Picu Santri Bakar Pesantren, MPU Aceh Imbau Pesantren Buka Ruang Curhat
“Kita berharap di setiap lembaga pendidikan terkhusus pondok pesantren dibuka dan diberikan kesempatan bagi santri (wati) untuk bisa menyampaikan...
Penulis: Rianza Alfandi | Editor: Nurul Hayati
“Kita berharap di setiap lembaga pendidikan terkhusus pondok pesantren dibuka dan diberikan kesempatan bagi santri (wati) untuk bisa menyampaikan keluh kesah dalam periodik tertentu, agar setiap permasalahan mereka tertampung dan ada kepuasan dalam diri mereka,” ujar Abu Sibreh kepada Serambinews.com, Jumat (7/11/2025).
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Rianza Alfandi | Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh, Tgk H Faisal Ali atau Abu Sibreh, mengimbau agar setiap lembaga pendidikan, khususnya pondok pesantren, membuka ruang curhat bagi para santri.
Hal ini disampaikan Abu Sibreh, menyusul terungkapnya kasus santri di Aceh Besar yang membakar Pondok Pesantren Babul Maghfirah akibat sering mengalami bullying.
Menurut Abu Sibreh, pesantren perlu menyediakan waktu secara berkala agar santri atau santriwati dapat menyampaikan keluh kesah dan permasalahan yang mereka hadapi.
“Kita berharap di setiap lembaga pendidikan terkhusus pondok pesantren dibuka dan diberikan kesempatan bagi santri (wati) untuk bisa menyampaikan keluh kesah dalam periodik tertentu, agar setiap permasalahan mereka tertampung dan ada kepuasan dalam diri mereka,” ujar Abu Sibreh kepada Serambinews.com, Jumat (7/11/2025).
Abu Sibreh menilai, permasalahan para santri sangat penting untuk ditampung, karena jika tidak tertampung dengan baik, hal itu dapat memicu tindakan-tindakan yang merugikan orang lain bahkan diri sendiri.
Di sisi lain, Abu Sibreh juga menyoroti bahwa perbedaan latar belakang santri, seperti budaya, etnis, bahasa, dan kondisi ekonomi, dapat menjadi pemicu terjadinya bullying di lingkungan pesantren.
“Akibat belum tertampung problem mereka bersama teman-teman, proses belajar dan lingkungan belajar, kita khawatirkan mereka mengambil kesimpulan-kesimpulan sendiri yang bisa merugikan orang lain bahkan menjadi malapetaka untuk mereka sendiri,” jelasnya.
Abu Sibreh mengataka, selama ini sistem pengawasan di pesantren sudah berjalan untuk mengawasi keseharian para santri, termasuk perilaku yang mengarah kepada perundungan.
Meski demikian, ia menekankan perlunya penguatan mental bagi para santri agar siap menghadapi tekanan dalam proses belajar.
“Anak-anak usia santri kalau masuk kelembaga lain yang punya latihan berat tidak ada masalah, karena telah dipersiapkan mentalnya dengan matang selama di pesantren,” pungkasnya. (*)
Baca juga: Terungkap Motif di Balik Pembakaran Dayah di Aceh Besar, Pelaku Ngaku Sering Di-bully Teman
Kebakaran Pesantren di Aceh Besar
dayah
Abu Sibreh
Ketua MPU Aceh Tgk H Faisal Ali
Aceh Besar
Dayah Babul Maghfirah
| Di Senayan, Masyarakat Lampuuk Aceh Besar Minta Kembalikan Status Hutan Lindung ke Hutan Rakyat |
|
|---|
| Semarak Launching Buku Penggiat Literasi Aceh Besar, Plt Kadisdikbud Ajak Sekolah Lakukan Ini |
|
|---|
| Dendam Sering Diejek Idiot, Santri Bakar Asrama Dayah Babul Maghfirah, Ingin Lenyapkan Barang Teman |
|
|---|
| Taklukkan Jec Jeulingke, Dege FC Kuta Baro Aceh Besar ke Final Turnamen HUT Persima Meunasah Krueng |
|
|---|
| Sekda Aceh Besar Lantik 42 Pejabat Fungsional, BJ Sorot Pegawai Kurang Disiplin |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.