Berita Lhokseumawe
Tim PNL Ubah Limbah Abu Terbang PLTU Jadi Campuran Beton, Beri Berkah Bagi 10 UMKM di Nagan Raya
Tim PNL berhasil membina 10 UMKM di Nagan Raya mengolah limbah abu terbang (fly ash) PLTU menjadi campuran beton berkualitas tinggi.
Penulis: Jafaruddin | Editor: Saifullah
Ringkasan Berita:
- Tim Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) berhasil membina 10 UMKM di Nagan Raya mengolah limbah abu terbang (fly ash) PLTU menjadi campuran beton berkualitas tinggi.
- Program Berdikari ini meningkatkan efisiensi produksi, menekan biaya hingga 30 persen, dan mendorong kemandirian UMKM melalui teknologi tepat guna.
- Pemanfaatan fly ash juga mendukung kebijakan nasional dan pembangunan berkelanjutan, dengan dukungan dari Bappeda dan PT PLN Nusantara Power.
Laporan Wartawan Serambi Indonesia Jafaruddin | Lhokseumawe
SERAMBINEWS.COM, LHOKSEUMAWE – Sebanyak 10 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Nagan Raya kini mampu mengolah limbah abu terbang (fly ash) dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Nagan Raya menjadi bahan campuran pembuatan batako, ornamen, paving block, dan batu roster.
Keberhasilan ini lahir setelah riset dan pendampingan teknologi yang dilakukan oleh Tim Berdikari Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL) melalui Program Berdikari.
Untuk lanjutan setelah dua tahun meneliti dan membina UMKM tersebut, tim riset PNL menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) antara PNL, Bappeda Kabupaten Nagan Raya, PT PLN Nusantara Power UPK Nagan Raya, dan para pelaku UMKM setempat, dalam kegiatan yang berlangsung di Nagan Raya, Rabu (5/11/2025).
Tujuannya agar UMKM yang sudah mampu memanfaatkan limbah batubara itu dapat memasarkan di kabupaten tersebut dan kabupaten/kota lainnya di Aceh.
Sebab, berdasarkan hasil riset produk beton pracetak yang dihasilkan UMKM tersebut, kualitas lebih bagus dari sebelum mereka menggunakan fly ash.
Program ini merupakan bagian dari Program Berdikari yang didanai Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) di bawah Direktorat Minat Saintek Kemendikbudristek.
Baca juga: PNL dan PSP Malaysia Jalin Kerjasama Program Inovasi dan Pendidikan Vokasi Internasional
Tujuannya untuk mengembangkan teknologi tepat guna dan meningkatkan daya saing ekonomi lokal, khususnya pada industri beton pracetak non-struktural.
Informasi yang diperoleh Serambinews.com pada Sabtu (8/11/2025), dari tim periset PNL menyebutkan, program tersebut sudah melalui serangkaian penelitian di laboratorium di kampus hingga uji produksi bersama UMKM selama dua tahun terakhir.
Tahun pertama 2024, tim riset PNL yang diketahui Amir Fauzi, ST, MSc, PhD dengan enam anggota yakni, Ir Rizal Syahyadi, ST, MengSc, IPM, ASEAN.Eng, APEC,Eng, Muhammad Arifai, SE, Macc.Ak, Muhammad Reza, MEng, Ir Fajri, ST, MT, Mulizar, ST, MT, dan Ir Aulia Rachman, ST, MT, selama setahun berkutat di laboratorium untuk mencari komposisi.
Karena, komposisi pencampuran semen dengan abu terbang tersebut menjadi kunci keberhasilan mutu produk beton.
Dalam proses produksi, sebagian semen dapat diganti dengan fly ash.
Misalnya perbandingan 70 persen semen dan 30 persen abu terbang yang merupakan limbah batubara.
Baca juga: Napi Lapas Meulaboh Sulap Limbah Batubara Jadi Batako Bernilai Ekonomi
Sehingga hasilnya lebih padat, lebih halus, dan kualitasnya baik.
Fly ash membantu mengisi pori-pori sehingga produk beton menjadi lebih rapat.
Kemudian pada tahun kedua 2025, tim riset PNL mulai mengajak 10 UMKM yang ada di Nagan Raya untuk dibina.
Hasil riset tersebut kemudian disampaikan kepada pelaku UMKM tersebut.
“Program ini berfokus pada penerapan inovasi sederhana yang berdampak nyata pada peningkatan produktivitas masyarakat,” kata Ketua Tim Berdikari PNL, Amir Fauzi, PhD kepada Serambinews.com, Sabtu (8/11/2025).
“Melalui pendampingan dan pelatihan teknologi yang kami lakukan, mitra binaan kini mampu bekerja lebih efisien dan menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik,” ujarnya.
Disebutkan dia, sebelumnya penggunaan fly ash ini masih sebatas percobaan dan belum banyak yang yakin bahwa abu terbang tersebut bisa menggantikan sebagian fungsi semen.
Baca juga: PNL dan Fatoni University Thailand Jalin Sinergi Internasional lewat Program Budaya dan Bahasa
Karena itu, dosen PNL melakukan penelitian laboratorium untuk menemukan komposisi yang tepat dan metode pembuatannya.
Ia menegaskan, bahwa fly ash yang digunakan aman dan telah terverifikasi secara teknis.
“Fly ash ini sudah diselidiki dan tidak beracun. Dalam Program Berdikari, penelitian kami murni berbasis uji laboratorium, kemudian diterapkan ke skala produksi lapangan,” katanya.
Menurut dia, komposisi pencampuran menjadi kunci keberhasilan mutu produk beton.
Ia menambahkan, bahwa peran tim riset bukan hanya soal teknologi, tetapi juga menghubungkan seluruh pihak agar UMKM dapat mandiri.
“Melalui Program Berdikari ini, kami langsung menggaet UMKM pembuat ornamen, paving block, dan batu roster untuk dibina bagaimana cara produksinya,” tutur Amir.
“Posisi kami sebagai peneliti adalah memastikan komposisi yang sesuai dan menjadi perantara antara UMKM dengan PLTU Nagan Raya serta Bappeda, supaya UMKM dapat mengambil fly ash langsung dari pabrik,” jelas Amir.
Baca juga: 3 Tim Mahasiswa PNL Raih Juara Ajang Kompetisi Informatika Nasional 2025 di Padang
Setelah MoU ditandatangani, arah pendampingan diarahkan untuk menumbuhkan kemandirian.
“Dulu kami yang membantu mengolah dan menakar bahan. Sekarang mereka sudah bisa memproduksi sendiri dan mengambil material secara langsung,” ungkap dia.
“Tugas kami ke depan lebih pada pengawasan teknis, sementara Bappeda memastikan pemasaran dan keberlanjutan program,” urai Amir.
“Targetnya, tahun 2025 UMKM sudah benar-benar mandiri tanpa harus terus didampingi,” ujarnya.
Menurut Amir, pemanfaatan fly ash tidak hanya berdampak pada peningkatan kualitas produk, tetapi juga memberikan solusi lingkungan dan ekonomi sekaligus.
“Debu ini kalau tidak dimanfaatkan akan menumpuk. Dengan dimanfaatkan oleh UMKM, produksinya jalan, UMKM mendapatkan bahan baku lebih murah, dan PLTU tidak kesulitan menampung limbah. Ini yang kita sebut keberlanjutan,” tegasnya.
Selain itu, ia menyebutkan, bahwa peran Bappeda sangat penting dalam menjaga keberlanjutan ekosistem program.
Baca juga: Perluas Pasar, Dosen PNL Serahkan Mesin Produksi Cairan Cuci Piring ke Pelaku UMKM Aceh Utara
Peran Bappeda adalah menyosialisasikan ke masyarakat bahwa produknya aman dan memastikan keberlanjutan UMKM untuk mendapatkan material fly ash dari PLTU tetap secara gratis.
Dengan penggunaan fly ash sebesar 25–30 persen, UMKM dapat menekan biaya produksi hingga 30 persen per unit produk, tanpa menambah jumlah tenaga kerja.
Saat ini, produk-produk berbahan fly ash tersebut sudah mulai dipajang dan dipasarkan di sejumlah titik di Kabupaten Nagan Raya.
Peningkatan produktivitas juga dirasakan langsung oleh para pelaku usaha, salah satunya UMKM UD Alfi Batako di Kabupaten Nagan Raya.
Syafrizal, pemilik UMKM UD Alfi Batako menyampaikan, bahwa pendampingan dari tim PNL membawa perubahan nyata dalam kegiatan produksi.
“Setelah mendapatkan pendampingan dan pelatihan teknologi, kini kami mampu meningkatkan hasil produksi batako dari 60 buah per sak semen menjadi sekitar 75 buah,” ungkapnya.
Dorong Inovasi Lokal
Sementara itu, Kepala Bappeda Kabupaten Nagan Raya, Siddiqi Abdul Rahman, SE, MSc menerangkan, kerja sama ini menjadi langkah strategis dalam mendorong inovasi lokal.
Baca juga: Kolaborasi Unimal dan PNL Desain Signage Kawasan Heritage Samudera Pasai
“Kolaborasi dengan Politeknik Negeri Lhokseumawe dan PT PLN Nusantara Power UPK Nagan Raya memberikan manfaat langsung bagi masyarakat,” terang Siddiqi.
“Inovasi yang diterapkan mampu meningkatkan efisiensi kerja dan hasil produksi pelaku usaha kecil,” ujarnya.
Dukungan terhadap kegiatan ini juga datang dari pihak industri, PT PLN Nusantara Power UP Nagan Raya.
Herdinan, perwakilan perusahaan pembangkit listrik tersebut, menjelaskan bahwa sinergi antara perguruan tinggi, pemerintah, dan pelaku usaha lokal sejalan dengan komitmen PLN dalam mendorong pembangunan berkelanjutan di wilayah operasinya.
“Setiap harinya, PT PLN Nusantara Power menghasilkan sekitar 60 ton fly ash,” beber Herdinan.
“Sedangkan serapan dari UMKM yang sudah aktif mencapai 12 ton per minggu,” ungkapnya.
Dengan produksi ini, ketersediaan material diprediksi cukup untuk digunakan oleh semua UMKM produk beton di Kabupaten Nagan Raya.
Ditambah lagi material ini dapat diperoleh secara gratis.
“Program ini sangat penting karena tidak hanya meningkatkan kapasitas ekonomi masyarakat,” papar dia.
“Tetapi juga memperkuat hubungan antara dunia industri dan akademisi dalam mendukung kemandirian energi dan pembangunan hijau di Nagan Raya,” jelas Herdinan.
Sebelumnya, pada April 2025, PNL bersama Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Utara dan PT PLN Indonesia Power juga resmi meluncurkan implementasi hasil riset pemanfaatan limbah industri untuk pembangunan jalan rabat beton.
Limbah yang dimanfaatkan berupa Fly Ash dan Bottom Ash (FABA), hasil sisa pembakaran batubara dari PLTU, yang digunakan sebagai bahan campuran konstruksi jalan dan stabilisasi tanah di Kecamatan Simpang Keuramat, Aceh Utara.
Peresmian program ini berlangsung di Studio Theater Gedung Technopreneurship Development Center (TDC) PNL dan menjadi momentum penting dalam hilirisasi riset terapan berbasis pemanfaatan limbah industri menjadi material konstruksi yang bernilai ekonomi dan ramah lingkungan.
Untuk diketahui, Pemanfaatan abu terbang (fly ash) dalam produksi beton pracetak ini juga sejalan dengan kebijakan nasional.
Berdasarkan Siaran Pers Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia Nomor 234.Pers/04/SJI/2024 tanggal 30 April 2024, fly ash dan bottom ash (FABA) tidak lagi dikategorikan sebagai limbah B3, sebagaimana ditetapkan dalam PP Nomor 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Dalam siaran pers tersebut disebutkan, FABA justru dapat dimanfaatkan sebagai material konstruksi dan stabilisasi lahan, termasuk campuran perkerasan jalan, pemadatan tanah, dan penguatan pondasi.
Kementerian ESDM juga mengapresiasi sejumlah PLTU yang telah memanfaatkan FABA secara produktif, termasuk unit pembangkitan di bawah PT PLN Nusantara Power.
Kebijakan ini menegaskan bahwa pemanfaatan fly ash oleh UMKM Nagan Raya aman secara lingkungan, sah secara regulasi, dan bernilai ekonomi, sekaligus mendukung prinsip energi berkeadilan bagi masyarakat.(*)
Politeknik Negeri Lhokseumawe (PNL)
tim riset PNL
abu terbang
Fly Ash
PLTU
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)
Nagan Raya
Lhokseumawe
Serambinews.com
Serambi Indonesia
| Aris Pengusaha Alat Mesin Industri Pimpin Ikatan Alumni Politeknik Negeri Lhokseumawe Regional Riau |
|
|---|
| UNBP Launching Program Sekolah Sehat Jiwa di SDIT Muhammadiyah 6 Lhokseumawe |
|
|---|
| 16 Tim Voli Berlaga di Turnamen Danyon B Pelopor Sat Brimob Polda Aceh |
|
|---|
| FISIP Unimal Beri Penghargaan pada 2 Mantan Dekan dan 10 Pejabat Struktural Purnatugas |
|
|---|
| Tangis Bang Tompul Pecah Saat Dijenguk Haji Uma, Kini Difasilitasi Dirawat ke RS Arun Lhokseumawe |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/aceh/foto/bank/originals/Tim-Riset-PNL-ubah-abu-terbang-jadi-bahan-campuran-beton.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.